Courtesy of Reuters
Ikhtisar 15 Detik
- Kampanye disinformasi dapat mempengaruhi pemilihan umum secara signifikan.
- Friedrich Merz menghadapi tantangan dari partai politik lain yang memiliki pandangan berbeda.
- Keamanan siber menjadi isu penting dalam konteks pemilihan umum di Jerman.
Dalam minggu terakhir kampanye pemilihan di Jerman, muncul jaringan lebih dari 700 akun media sosial palsu yang menyebarkan narasi pro-Rusia dan menyerang kandidat konservatif, Friedrich Merz. Jaringan ini, yang disebut "Geist," menggunakan gambar yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan (AI) untuk menggambarkan Merz dengan pesan anti-perang dan anti-konservatif. Merz, yang mendukung Ukraina dalam perang melawan Rusia, saat ini memimpin dalam pemilihan, tetapi menghadapi persaingan ketat dari partai Alternative for Germany (AfD) yang menentang pengiriman senjata ke Ukraina.
Akun-akun palsu ini dibuat pada bulan Desember dan awalnya memposting konten yang tidak berhubungan dengan politik sebelum beralih ke pesan anti-Merz. Meskipun kampanye ini tidak mendapatkan banyak interaksi, skala upaya ini menunjukkan adanya pihak-pihak yang berusaha mempengaruhi pemilihan yang bisa menjadi titik balik bagi politik ekstrem kanan di Eropa dan dukungan untuk Ukraina. Jika Merz dan partainya tidak berkinerja baik, hal ini bisa memaksa partai-partai utama di Jerman untuk membentuk koalisi yang mungkin tidak memiliki cukup suara untuk melakukan reformasi yang diperlukan.