Courtesy of YahooFinance
Ikhtisar 15 Detik
- Permintaan emas meningkat karena kekhawatiran inflasi dan data ekonomi yang lemah.
- Federal Reserve mungkin akan mengurangi suku bunga lebih cepat dari yang diperkirakan.
- Goldman Sachs memperkirakan harga emas akan terus naik, didorong oleh pembelian bank sentral.
Emas hampir mencapai rekor tertinggi minggu lalu karena data ekonomi yang lebih lemah dari yang diperkirakan dan meningkatnya harapan inflasi meningkatkan permintaan sebagai aset aman. Harga emas berada di sekitar Rp 48.30 juta ($2,937) per ons, setelah mencatat kenaikan selama delapan minggu berturut-turut, yang merupakan yang terlama sejak 2020. Permintaan untuk dana yang didukung emas juga meningkat, dengan jumlah kepemilikan melonjak paling banyak sejak 2022.
Data ekonomi yang dirilis menunjukkan bahwa aktivitas bisnis di AS melambat dan kepercayaan konsumen menurun. Para trader kini memperkirakan bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga lebih cepat, yang biasanya menguntungkan emas karena emas tidak memberikan bunga. Emas telah naik 27% pada tahun 2024, dan Goldman Sachs bahkan menaikkan target harga emas menjadi Rp 50.98 juta ($3,100) . Data inflasi yang akan dirilis minggu ini diharapkan menunjukkan penurunan, tetapi kemajuan dalam mengendalikan inflasi masih lambat, sehingga para pembuat kebijakan tetap berhati-hati.