Courtesy of YahooFinance
Ikhtisar 15 Detik
- Bank sentral di Asia semakin bergantung pada derivatif untuk melindungi mata uang mereka.
- Kebijakan perdagangan AS di bawah Donald Trump mempengaruhi keputusan bank sentral di negara berkembang.
- Intervensi pasar melalui derivatif dapat menunda masalah nilai tukar di masa depan.
Bank sentral di Asia semakin menggunakan derivatif untuk melindungi mata uang mereka dari penguatan dolar AS. Misalnya, posisi dolar jangka pendek bersih Bank Cadangan India mencapai rekor tertinggi Rp 1.12 quadriliun ($68 miliar) , sementara Bank Indonesia mencatat Rp 322.32 triliun ($19,6 miliar) . Meskipun strategi ini membantu menjaga cadangan mata uang tetap tinggi dan menunjukkan kepercayaan, ada kekhawatiran bahwa ini hanya menunda masalah depresiasi mata uang di masa depan.
Kenaikan tekanan dari kebijakan perdagangan AS, terutama di bawah kepemimpinan Donald Trump, membuat bank sentral lebih berhati-hati dalam intervensi pasar. Meskipun ada penurunan nilai dolar baru-baru ini, penggunaan derivatif tetap menjadi pilihan populer bagi bank sentral karena tidak menguras cadangan resmi. Namun, mereka harus berhati-hati agar tidak menumpuk posisi jangka pendek yang terlalu besar, meskipun saat ini hal itu tidak menjadi kekhawatiran utama.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang dilakukan bank sentral di Asia untuk melindungi mata uang mereka?A
Bank sentral di Asia menggunakan derivatif untuk melindungi mata uang mereka dari penguatan dolar.Q
Apa posisi net short forward Reserve Bank of India pada bulan Desember?A
Posisi net short forward Reserve Bank of India mencapai $68 miliar pada bulan Desember.Q
Mengapa penggunaan derivatif menimbulkan kekhawatiran?A
Penggunaan derivatif dapat menunda tekanan penjualan mata uang, yang dapat menimbulkan risiko di masa depan.Q
Siapa yang menjadi Gubernur baru RBI dan apa pendekatannya?A
Gubernur baru RBI adalah Sanjay Malhotra, yang diharapkan mengadopsi pendekatan yang lebih fleksibel dalam mengelola nilai tukar.Q
Apa dampak dari kebijakan Donald Trump terhadap bank sentral di negara berkembang?A
Kebijakan Donald Trump, termasuk ancaman tarif, telah meningkatkan tekanan pada bank sentral di negara berkembang untuk mempertahankan nilai tukar.