Courtesy of YahooFinance
Bank of Japan (BOJ) baru-baru ini mengambil langkah penting untuk mengurangi neraca keuangannya yang besar. Mereka memutuskan untuk tidak memberikan pinjaman baru mulai Juli mendatang dalam program penyediaan dana yang bertujuan untuk merangsang pinjaman bank. Program ini telah memberikan pinjaman sebesar ¥77 triliun (sekitar Rp 8.16 quadriliun ($496 miliar) ) dan akan berakhir pada awal 2028. Langkah ini menunjukkan tekad Gubernur BOJ, Kazuo Ueda, untuk secara perlahan mengembalikan kebijakan moneter setelah lebih dari satu dekade pelonggaran yang ekstrem.
Pengurangan neraca keuangan ini juga sejalan dengan langkah bank-bank sentral lainnya di dunia yang telah mulai mengurangi neraca mereka setelah pandemi. Meskipun BOJ memiliki neraca yang jauh lebih besar dibandingkan dengan bank sentral lainnya, seperti Federal Reserve dan Bank Sentral Eropa, mereka harus berhati-hati agar tidak mengganggu pasar saat melakukan pengurangan ini. Dengan berakhirnya program pinjaman, permintaan untuk obligasi pemerintah mungkin akan berkurang, yang dapat menyebabkan kenaikan suku bunga jangka pendek.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa langkah signifikan yang diambil oleh Bank of Japan baru-baru ini?A
Bank of Japan memutuskan untuk tidak menawarkan pinjaman baru dari program penyediaan dana mulai bulan Juli.Q
Siapa Kazuo Ueda dan apa perannya di Bank of Japan?A
Kazuo Ueda adalah Gubernur Bank of Japan yang berkomitmen untuk normalisasi kebijakan moneter setelah periode pelonggaran yang panjang.Q
Mengapa pengetatan kuantitatif penting bagi Bank of Japan?A
Pengetatan kuantitatif penting untuk mengurangi baki neraca yang sangat besar dan mengatasi inflasi.Q
Apa dampak dari penghapusan program pinjaman terhadap pasar obligasi?A
Penghapusan program pinjaman dapat mengurangi permintaan untuk obligasi pemerintah, yang mungkin mendorong kenaikan imbal hasil.Q
Bagaimana pengalaman Federal Reserve dapat mempengaruhi kebijakan Bank of Japan?A
Pengalaman Federal Reserve dalam pengetatan kuantitatif memberikan pelajaran penting bagi BOJ untuk menghindari guncangan pasar.