Courtesy of YahooFinance
Harga minyak mengalami fluktuasi setelah Presiden Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif pada China dan Uni Eropa. Ancaman ini muncul di tengah ketidakpastian akibat sanksi AS yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Rusia. Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) berada di sekitar Rp 1.25 juta ($76) per barel, setelah mengalami penurunan karena kekhawatiran akan konflik perdagangan global yang dapat mempengaruhi konsumsi dan pertumbuhan ekonomi. Ancaman tarif ini juga berpotensi meningkatkan biaya bensin bagi konsumen Amerika.
Baca juga: Minyak Mencatat Kerugian Mingguan Ketujuh karena Meredanya Risiko Perang dan Kekacauan Tarif
Di sisi lain, sanksi terhadap minyak Rusia telah menyebabkan kekurangan pasokan yang signifikan, dengan beberapa analis memperkirakan hilangnya hingga 2 juta barel per hari. Meskipun harga minyak tetap lebih tinggi tahun ini, faktor-faktor seperti cuaca dingin ekstrem dan ketegangan perdagangan menjadi perhatian utama para pedagang. Menurut seorang analis, pasar minyak saat ini lebih sensitif terhadap ancaman pembatasan perdagangan dibandingkan dengan faktor lain seperti sanksi Rusia dan cuaca.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang diancamkan oleh Donald Trump terkait tarif?A
Donald Trump mengancam untuk memberlakukan tarif 10% pada China dan Uni Eropa.Q
Bagaimana sanksi terhadap Rusia mempengaruhi pasar minyak?A
Sanksi terhadap Rusia menyebabkan penurunan pasokan minyak dan mempengaruhi harga di pasar global.Q
Apa dampak tarif pada minyak Kanada bagi konsumen Amerika?A
Tarif pada minyak Kanada dapat meningkatkan biaya bensin bagi konsumen di Amerika.Q
Mengapa cuaca menjadi faktor penting dalam pasar minyak saat ini?A
Cuaca dingin yang ekstrem dapat mempengaruhi pasokan dan permintaan energi di pasar minyak.Q
Apa yang dikatakan analis tentang sensitivitas pasar minyak terhadap ancaman perdagangan?A
Analis menyatakan bahwa pasar minyak saat ini lebih sensitif terhadap ancaman tarif dibandingkan faktor lain seperti Rusia dan cuaca.