Courtesy of YahooFinance
Minyak mengalami penurunan mingguan pertama tahun ini setelah Presiden Donald Trump mengancam akan memicu perang dagang dan meminta OPEC+ untuk menurunkan harga minyak. Harga minyak West Texas Intermediate stabil di atas Rp 1.22 juta ($74) per barel setelah mengalami fluktuasi. Penurunan harga minyak ini juga dipengaruhi oleh pernyataan Presiden Rusia Vladimir Putin yang terbuka untuk berdiskusi mengenai Ukraina dan harga minyak dengan Trump. Sanksi yang baru-baru ini diterapkan oleh AS terhadap minyak Rusia telah memperketat pasar global, dan jika sanksi tersebut dilonggarkan, pasokan minyak mungkin akan meningkat.
Baca juga: Minyak Mencatat Kerugian Mingguan Ketujuh karena Meredanya Risiko Perang dan Kekacauan Tarif
Trump berusaha menurunkan harga minyak agar konsumen membayar lebih sedikit untuk bensin, tetapi juga ingin produsen, terutama dari AS, tetap memproduksi minyak. Meskipun harga minyak turun 4,1% minggu ini, harga tersebut masih lebih tinggi dibandingkan awal tahun, terutama karena cuaca dingin di belahan bumi utara dan sanksi terhadap Rusia. Salah satu langkah Trump adalah mendeklarasikan keadaan darurat energi nasional untuk meningkatkan produksi dalam negeri.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang menyebabkan penurunan harga minyak minggu ini?A
Penurunan harga minyak minggu ini disebabkan oleh ancaman perang dagang dari Trump dan permintaannya kepada OPEC+ untuk menurunkan harga minyak.Q
Siapa yang mengancam perang dagang terkait harga minyak?A
Donald Trump adalah yang mengancam perang dagang terkait harga minyak.Q
Apa yang diminta Trump kepada OPEC+?A
Trump meminta OPEC+ untuk menurunkan harga minyak agar lebih rendah bagi konsumen.Q
Apa dampak sanksi AS terhadap Rusia?A
Sanksi AS terhadap Rusia telah memperketat pasar global dan mempengaruhi pasokan minyak.Q
Apa yang dilakukan Trump untuk meningkatkan produksi minyak domestik?A
Trump mendeklarasikan keadaan darurat energi untuk membantu meningkatkan produksi minyak domestik.