Courtesy of YahooFinance
Pada hari Selasa, nilai tukar dolar AS berada di dekat level terendah setelah mengalami penurunan terbesar sejak November 2023. Penurunan ini terjadi setelah Presiden Trump tidak menerapkan tarif besar-besaran pada hari pertamanya menjabat, yang mengejutkan para investor. Sebagai gantinya, Trump mengeluarkan memorandum untuk mengevaluasi kebijakan perdagangan AS, yang mungkin akan mengarah pada penerapan tarif di masa depan. Meskipun ada kemungkinan tarif terhadap Meksiko dan Kanada mulai berlaku pada 1 Februari, dolar AS tetap sensitif terhadap pembicaraan tarif ini.
Para analis memperingatkan bahwa ketidakpastian mengenai kebijakan tarif akan terus mempengaruhi pasar. Dolar yang kuat dapat berdampak negatif pada perusahaan yang banyak berbisnis di luar negeri, karena dapat memperlambat pertumbuhan pendapatan mereka. Selain itu, dolar yang kuat juga dapat mengurangi daya saing domestik dan menyulitkan negara berkembang yang berutang dalam dolar tetapi menghasilkan pendapatan dalam mata uang lokal. Para ahli berharap agar dolar tetap stabil, tetapi hal ini tergantung pada bagaimana negara lain mengelola ekonomi mereka.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang menyebabkan penurunan nilai dolar AS baru-baru ini?A
Penurunan nilai dolar AS disebabkan oleh ketidakpastian terkait kebijakan tarif yang diusulkan oleh Presiden Trump.Q
Siapa yang memberikan analisis tentang dampak kebijakan tarif terhadap dolar?A
Kyle Chapman, analis pasar FX di Ballinger Group, memberikan analisis tentang dampak kebijakan tarif terhadap dolar.Q
Apa yang dikatakan Bank of America tentang risiko tarif?A
Bank of America menyatakan bahwa pasar harus terus mempertimbangkan risiko tarif meskipun ada penundaan.Q
Mengapa dolar yang kuat dapat berdampak negatif pada perusahaan?A
Dolar yang kuat dapat mengurangi daya saing domestik dan memperlambat pertumbuhan pendapatan perusahaan yang beroperasi di luar negeri.Q
Apa yang diharapkan oleh Mohamed El-Erian terkait stabilitas dolar?A
Mohamed El-Erian berharap untuk memiliki dolar yang stabil, tetapi mencatat bahwa hal itu tergantung pada kinerja negara lain seperti Eropa dan China.