Setelah sukses yang tinggi, startup proptech Divvy Homes dan EasyKnock kini menjadi yang terbaru yang menghadapi kesulitan.
Courtesy of TechCrunch

Rangkuman Berita: Setelah sukses yang tinggi, startup proptech Divvy Homes dan EasyKnock kini menjadi yang terbaru yang menghadapi kesulitan.

TechCrunch
DariĀ TechCrunch
18 Januari 2025 pukul 23.00 WIB
72 dibaca
Share
Banyak startup proptech yang didirikan saat suku bunga rendah kini menghadapi kesulitan. Investasi untuk startup real estate di AS turun drastis dari Rp 182.54 triliun ($11,1 miliar) pada tahun 2021 menjadi Rp 60.85 triliun ($3,7 miliar) pada tahun lalu. Beberapa perusahaan terpaksa menjual diri atau bahkan tutup, seperti Divvy Homes yang sedang diakuisisi oleh Maymont Homes, dan EasyKnock yang baru-baru ini ditutup setelah menghadapi banyak tuntutan hukum. Divvy Homes, yang pernah bernilai Rp 37.82 triliun ($2,3 miliar) , mengalami masalah sejak 2022 dengan pemecatan karyawan dan kesulitan dalam membeli rumah akibat kenaikan suku bunga.
Kenaikan suku bunga yang dilakukan oleh Federal Reserve untuk mengendalikan inflasi sangat berdampak pada model bisnis Divvy dan EasyKnock, yang sama-sama membeli rumah dan menyewakannya kembali. Divvy Homes awalnya membantu penyewa menjadi pemilik rumah, tetapi kesulitan finansial membuatnya sulit untuk beroperasi. Sementara itu, EasyKnock menghadapi masalah hukum dan tuduhan praktik yang menipu, yang membuatnya terpaksa tutup karena utang yang menumpuk. Dengan kondisi suku bunga yang masih tinggi, kemungkinan akan ada lebih banyak berita buruk dari sektor fintech real estate di masa depan.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa yang terjadi dengan startup proptech Divvy Homes?
A
Divvy Homes sedang dalam proses akuisisi oleh Maymont Homes setelah mengalami kesulitan keuangan.
Q
Mengapa EasyKnock ditutup?
A
EasyKnock ditutup setelah menghadapi banyak tuntutan hukum dan masalah keuangan yang membuatnya tidak mampu beroperasi.
Q
Apa dampak dari kenaikan suku bunga terhadap perusahaan proptech?
A
Kenaikan suku bunga berdampak negatif pada perusahaan proptech karena membatasi kemampuan mereka untuk membeli rumah dan menghasilkan uang.
Q
Siapa yang mengakuisisi Divvy Homes?
A
Divvy Homes diakuisisi oleh Maymont Homes, yang merupakan divisi dari Brookfield Properties.
Q
Apa model bisnis yang diterapkan oleh EasyKnock?
A
Model bisnis EasyKnock melibatkan membeli rumah dari pemilik dan menyewakannya kembali, terutama kepada mereka yang memiliki skor kredit rendah.

Rangkuman Berita Serupa

Pengembang Perumahan Dekat dengan Titik Terendah S&P 500 di Tengah Tingginya Suku Bunga dan Kekhawatiran TarifYahooFinance
Finansial
2 bulan lalu
63 dibaca
Pengembang Perumahan Dekat dengan Titik Terendah S&P 500 di Tengah Tingginya Suku Bunga dan Kekhawatiran Tarif
Pemberi pinjaman utang ventura akan memainkan peran besar dalam penjualan terburu-buru dan penutupan startup tahun ini, kata para ahli.TechCrunch
Bisnis
2 bulan lalu
53 dibaca
Pemberi pinjaman utang ventura akan memainkan peran besar dalam penjualan terburu-buru dan penutupan startup tahun ini, kata para ahli.
Startup fintech Cushion tutup setelah 8 tahun beroperasi dan mengumpulkan lebih dari Rp 328.90 miliar ($20 juta)  dalam pendanaan.TechCrunch
Bisnis
2 bulan lalu
145 dibaca
Startup fintech Cushion tutup setelah 8 tahun beroperasi dan mengumpulkan lebih dari Rp 328.90 miliar ($20 juta) dalam pendanaan.
Startup ini dijual seharga Rp 16.45 triliun ($1 miliar) , jadi mengapa pendirinya tidak bangga dengan hasilnya?TechCrunch
Bisnis
2 bulan lalu
82 dibaca
Startup ini dijual seharga Rp 16.45 triliun ($1 miliar) , jadi mengapa pendirinya tidak bangga dengan hasilnya?
Tahun 2025 kemungkinan akan menjadi tahun yang brutal lainnya bagi startup yang gagal, menurut data.TechCrunch
Bisnis
2 bulan lalu
107 dibaca
Tahun 2025 kemungkinan akan menjadi tahun yang brutal lainnya bagi startup yang gagal, menurut data.
Beberapa pemegang saham dari startup sewa untuk memiliki, Divvy Homes, mungkin tidak akan mendapatkan sepeser pun dari penjualan senilai Rp 16.45 triliun ($1 miliar) .TechCrunch
Bisnis
3 bulan lalu
48 dibaca
Beberapa pemegang saham dari startup sewa untuk memiliki, Divvy Homes, mungkin tidak akan mendapatkan sepeser pun dari penjualan senilai Rp 16.45 triliun ($1 miliar) .
Beberapa pemegang saham Divvy Homes yang didukung oleh a16z mungkin tidak akan mendapatkan sepeser pun dari penjualan senilai Rp 16.45 triliun ($1 miliar) .TechCrunch
Bisnis
3 bulan lalu
59 dibaca
Beberapa pemegang saham Divvy Homes yang didukung oleh a16z mungkin tidak akan mendapatkan sepeser pun dari penjualan senilai Rp 16.45 triliun ($1 miliar) .