Courtesy of InterestingEngineering
Peneliti dari Universitas Tsinghua di China telah mengembangkan katalisator bidirectional baru yang dapat meningkatkan pengembangan baterai lithium-karbon dioksida (Li-CO2). Baterai ini berpotensi digunakan untuk mengubah emisi menjadi sumber daya yang dapat dimanfaatkan di Mars dan tempat lainnya. Baterai Li-CO2 dapat memberikan energi hingga 10 kali lebih banyak dibandingkan baterai lithium-ion, sehingga lebih ringan dan cocok untuk digunakan dalam sektor penerbangan dan luar angkasa. Proses kerja baterai ini melibatkan elektrolit non-aqueous dan elektroda yang terbuat dari lithium serta bahan berpori, di mana karbon dioksida diubah menjadi lithium karbonat saat baterai digunakan.
Tim peneliti yang dipimpin oleh Guangmin Zhou telah meningkatkan desain katoda berpori dengan menambahkan kristal molibdenum disulfida (MoS2) yang sangat kecil. Hal ini memberikan lebih banyak situs aktif pada katoda untuk mempercepat reaksi dan meningkatkan efisiensi energi baterai hingga lebih dari 81 persen. Meskipun hasil ini menjanjikan, masih ada tantangan yang harus diatasi sebelum baterai Li-CO2 dapat digunakan secara komersial, seperti memperbaiki sistem elektrolit dan desain anoda. Penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal PNAS.