Rangkuman Berita: Hasil Obligasi Jangka Pendek China Turun ke Level Terendah dalam Dua Dekade Saat Kegilaan Obligasi Meningkat

Tingkat imbal hasil obligasi satu tahun di China telah turun ke level terendah dalam lebih dari dua dekade, yaitu 0,85%, yang terakhir kali terlihat selama krisis keuangan global. Penurunan ini dipicu oleh spekulasi bahwa pemerintah China akan melakukan pemotongan suku bunga yang agresif untuk mendukung ekonomi yang sedang melemah. Permintaan untuk obligasi pemerintah juga meningkat karena ketidakpastian di pasar saham dan properti. Bank Sentral China (PBOC) menjadi salah satu pembeli terbesar obligasi jangka pendek, berusaha untuk mengendalikan lonjakan di obligasi jangka panjang. Namun, penurunan imbal hasil ini juga menimbulkan kekhawatiran tentang potensi resesi di China. Beberapa analis memperingatkan bahwa rally obligasi mungkin akan segera berakhir jika pertumbuhan ekonomi meningkat atau jika kebijakan PBOC lebih hati-hati dari yang diharapkan. Ada spekulasi bahwa suku bunga bisa turun hingga mendekati nol jika upaya pemerintah untuk meningkatkan konsumsi dan permintaan properti tidak berhasil. Meskipun demikian, beberapa bank dan lembaga keuangan memprediksi bahwa imbal hasil obligasi jangka panjang China akan terus menurun hingga akhir tahun 2025.