Beban Bunga Besar Menghantui Utang Muncul Senilai Rp 476.90 quadriliun ($29 Triliun)
Courtesy of YahooFinance

Rangkuman Berita: Beban Bunga Besar Menghantui Utang Muncul Senilai Rp 476.90 quadriliun ($29 Triliun)

YahooFinance
Dari YahooFinance
15 Desember 2024 pukul 20.30 WIB
30 dibaca
Share
Negara-negara berkembang menghadapi tantangan besar pada tahun 2025 karena harus membayar bunga utang yang terus meningkat, yang mencapai total Rp 476.90 quadriliun ($29 triliun) . Menurut PBB, 54 negara menghabiskan lebih dari 10% pendapatan mereka hanya untuk membayar bunga utang, dan beberapa negara seperti Pakistan dan Nigeria bahkan menghabiskan lebih dari 30%. Hal ini mengakibatkan pengurangan dana untuk kebutuhan domestik seperti rumah sakit, jalan, dan sekolah, serta meningkatkan risiko bagi investor di pasar negara berkembang.
Meskipun ada risiko gagal bayar yang meningkat, tidak ada negara yang mengalami gagal bayar pada tahun 2024, sebagian besar berkat bantuan dari lembaga internasional seperti IMF. Namun, dengan utang yang terus bertambah dan biaya bunga yang tinggi, banyak pengamat khawatir tentang kemampuan negara-negara ini untuk mempertahankan pembayaran utang di masa depan. Beberapa negara, termasuk Argentina, sedang dalam pembicaraan dengan IMF untuk mendapatkan bantuan lebih lanjut, sementara negara-negara lain seperti Sri Lanka dan Pakistan telah menerima bantuan sebelumnya.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa yang menyebabkan negara berkembang menghadapi beban utang yang tinggi?
A
Negara berkembang menghadapi beban utang yang tinggi akibat pembayaran bunga yang meningkat dan utang yang menumpuk selama dekade terakhir.
Q
Berapa total utang yang dimiliki negara berkembang saat ini?
A
Total utang yang dimiliki negara berkembang saat ini mencapai sekitar $29 triliun.
Q
Apa peran IMF dalam membantu negara-negara yang berutang?
A
IMF berperan dalam memberikan bantuan keuangan dan membantu negosiasi utang untuk negara-negara yang mengalami kesulitan ekonomi.
Q
Mengapa Argentina menjadi perhatian dalam konteks utang?
A
Argentina menjadi perhatian karena telah mengalami sembilan kali default dan memiliki kewajiban pembayaran utang yang besar.
Q
Apa yang diharapkan oleh ekonom dari kebijakan suku bunga di negara-negara berkembang?
A
Ekonom mengharapkan pemotongan suku bunga di beberapa negara berkembang untuk merangsang pertumbuhan ekonomi.

Rangkuman Berita Serupa

‘Amerika Pertama’ Menghentikan Bonanza Penjualan Obligasi EMYahooFinance
Finansial
3 bulan lalu
71 dibaca
‘Amerika Pertama’ Menghentikan Bonanza Penjualan Obligasi EM
‘Amerika Pertama’ Menghentikan Penerbitan Obligasi yang Melimpah di Pasar BerkembangYahooFinance
Finansial
3 bulan lalu
114 dibaca
‘Amerika Pertama’ Menghentikan Penerbitan Obligasi yang Melimpah di Pasar Berkembang
Trump dan Fed diperkirakan berisiko terhadap belanja obligasi sebesar Rp 2.09 quadriliun ($127 miliar)  di Amerika Latin.YahooFinance
Finansial
3 bulan lalu
29 dibaca
Trump dan Fed diperkirakan berisiko terhadap belanja obligasi sebesar Rp 2.09 quadriliun ($127 miliar) di Amerika Latin.
Di Pasar Berkembang, 'Semoga Beruntung Tahun Depan' Sulit DijualYahooFinance
Finansial
4 bulan lalu
87 dibaca
Di Pasar Berkembang, 'Semoga Beruntung Tahun Depan' Sulit Dijual
Beban bunga yang besar menghantui tumpukan utang negara berkembang sebesar Rp 476.90 quadriliun ($29 triliun) .YahooFinance
Finansial
4 bulan lalu
135 dibaca
Beban bunga yang besar menghantui tumpukan utang negara berkembang sebesar Rp 476.90 quadriliun ($29 triliun) .
Dilema Saham Versus Obligasi Menyerang Trader EM Saat Trump KembaliYahooFinance
Finansial
4 bulan lalu
115 dibaca
Dilema Saham Versus Obligasi Menyerang Trader EM Saat Trump Kembali