
Sekolah dan pemerintah lokal kini menghadapi masalah biaya pengadaan perlengkapan sekolah yang semakin mahal akibat sistem harga dinamis yang diterapkan Amazon Business. Model ini berbeda dari cara tradisional, dimana pemasok lokal menawarkan harga tetap atau penawaran terbaik melalui sistem tender.
Menurut laporan Institute for Local Self-Reliance (ILSR), harga yang diterapkan Amazon bisa sangat berubah-ubah bahkan untuk produk yang sama dan pada hari yang sama di daerah berbeda. Contohnya, paket 12 Sharpie di Boulder harganya Rp 14.78 juta ($8,99) sedangkan di Denver mencapai Rp 47.08 juta ($28,63) , jauh lebih mahal.
ILSR mencatat bahwa semakin sering produk dipesan, semakin besar variasi harga yang muncul. Untuk 100 produk yang paling sering dibeli, harga tertinggi bisa dua kali lipat lebih mahal dari harga terendah. Hal ini membingungkan pembeli dan memberatkan anggaran sekolah.
Selain itu, jumlah pemasok independen untuk perlengkapan sekolah berkurang drastis dalam sepuluh tahun terakhir, dari 1.300 menjadi 900. Dalam banyak kasus, pemasok lokal masih bisa menawarkan harga yang lebih murah daripada Amazon, dengan persentase mengungguli Amazon mencapai 68 persen.
Tidak seperti studi lain yang menunjukkan Amazon biasanya menawarkan harga lebih rendah dibanding 23 peritel lain, kasus ini berbeda karena pemerintah dan sekolah umumnya bisa mendapatkan harga lebih baik melalui negosiasi dengan pemasok lokal, terutama bila dibandingkan dengan harga puncak akibat penentuan harga dinamis Amazon.