Pomodo Logo IconPomodo Logo Icon
Tanya PomodoSemua Artikel
Semua
Fokus
Bisnis

Mengusut Praktik SDM Tidak Konvensional di Perusahaan-perusahaan China

Share

Beberapa perusahaan China sedang diuji karena menerapkan kebijakan sumber daya manusia yang tidak biasa, seperti memaksa karyawan mengubah nama atau memberikan insentif ekstrem. Praktik-praktik ini menimbulkan perdebatan tentang etika, dampak terhadap budaya kerja, dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi produktivitas jangka panjang.

01 Des 2025, 17.00 WIB

Kontroversi Three Squirrels: Karyawan Wajib Pakai Nama 'Tikus' di China

Kontroversi Three Squirrels: Karyawan Wajib Pakai Nama 'Tikus' di China
Three Squirrels adalah sebuah merek camilan asal China yang sangat populer dengan produk kacang dan buah kering. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2012 di provinsi Anhui dan sejak itu telah tumbuh pesat dengan penjualan kumulatif mencapai 54 miliar yuan atau USRp 124.98 triliun ($7,6 miliar) . Namun, baru-baru ini perusahaan ini menjadi sorotan karena praktik budaya kerja yang aneh dan kontroversial. Seorang netizen di China memposting bahwa ketika seseorang bergabung dengan Three Squirrels, maka identitas asli mereka secara simbolis 'hilang' karena karyawan diwajibkan mengubah nama keluarga mereka menjadi 'tikus'. Dalam sebuah foto internal, terlihat nama-nama seperti Shu Laodie yang berarti "Ayah Tikus" dan Shu Laomu yang berarti "Ibu Tikus" yang dipasang di nameplate karyawan. Selain itu, karyawan juga diminta untuk menyebut pelanggan mereka dengan sebutan "tuan", yang menunjukkan hierarki dan perlakuan pelanggan yang sangat formal. Budaya ini dianggap oleh banyak pihak sebagai sesuatu yang memposisikan karyawan dengan cara yang terkesan merendahkan dan mengurangi martabat mereka, meskipun dalam konteks yang dianggap lucu atau 'cute'. Foto lain yang tersebar menunjukkan bahwa semua anggota Partai Komunis dalam perusahaan tersebut juga memakai nama dengan awalan "tikus". Bahkan ada seorang wakil sekretaris partai yang disebut Shu Dandan atau "Telur Tikus". Hal ini menimbulkan reaksi beragam, mulai dari tertawa geli sampai kritik yang tajam dari masyarakat online. Kasus Three Squirrels ini memancing perdebatan luas tentang bagaimana perusahaan besar harus memperlakukan karyawannya dan bagaimana budaya perusahaan bisa berdampak pada psikologi dan performa kerja karyawan. Banyak yang berharap perusahaan ini mempertimbangkan kembali kebijakan yang kontroversial tersebut demi menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan hormat.
01 Des 2025, 13.00 WIB

Pekerjaan Pencicip Makanan di Tiongkok: Lebih Sulit dari yang Dikira

Pekerjaan Pencicip Makanan di Tiongkok: Lebih Sulit dari yang Dikira
Di Tiongkok, ada pekerjaan unik yang disebut 'sensory evaluation engineer' atau insinyur evaluasi sensorik yang bertugas mencicipi dan menilai kualitas makanan untuk berbagai perusahaan makanan dan supermarket. Mereka harus bisa merasakan perubahan rasa sekecil apapun yang terjadi pada produk makanan. Para pencicip makanan ini bisa mencicipi puluhan hingga ratusan produk dalam sehari, seperti es krim dan makanan berkuah. Meski gajinya mencapai sekitar 10.000 yuan per bulan, pekerjaan ini bukanlah pekerjaan santai karena membutuhkan ketelitian dan stamina yang tinggi. Mei Wan, salah satu pencicip makanan, bisa menghabiskan lebih dari 2,5 kilogram makanan dalam satu hari kerja pagi hari yang setara dengan asupan kalori penuh bagi orang dewasa. Ini menunjukkan beban kerja fisik yang cukup berat bagi mereka. Selain mencicipi, pencicip makanan juga harus membuat laporan detail mengenai rasa, aroma, tekstur, dan penampilan produk, yang kemudian menentukan apakah produk itu lolos untuk dijual di pasaran atau tidak. Ini menuntut kemampuan analisis dan komunikasi yang baik. Kesimpulannya, pekerjaan sebagai sensory evaluation engineer adalah pekerjaan penting yang membutuhkan standar tinggi dan keahlian khusus. Meski terlihat 'enak' di permukaan, pekerjaan ini penuh tantangan dan harus dilakukan dengan profesional agar kualitas produk tetap terjaga.
26 Nov 2025, 12.25 WIB

Unik! Insta360 Beri Bonus Emas Mewah untuk Karyawan Berprestasi

Unik! Insta360 Beri Bonus Emas Mewah untuk Karyawan Berprestasi
Banyak karyawan mengharapkan bonus sebagai apresiasi atas kerja keras mereka, namun dalam kondisi ekonomi yang tidak menentu, bonus sering kali diabaikan. Berbeda dengan perusahaan lain, Insta360 sebuah perusahaan aplikasi asal China memberikan bonus yang tidak biasa yaitu keycaps keyboard dari emas. Keycaps emas berjumlah 21 buah dan memiliki berat total 35,02 gram diberikan kepada karyawan berprestasi. Nilainya sangat tinggi, mencapai 320.000 yuan atau sekitar Rp752 juta. Tradisi pemberian emas ini sudah dilakukan secara konsisten selama bertahun-tahun saat Hari Programmer. Selain keycaps, saat ulang tahun ke-10 perusahaan, setiap karyawan dan peserta magang mendapatkan kotak misterius berisi stiker emas murni dengan nilai simbolik yang tinggi. Karyawan yang menikah atau memiliki bayi juga menerima koin emas seberat 1 gram sebagai bonus tambahan. Pada acara pesta akhir tahun, hadiah utama yang diberikan berupa emas batangan 999 seberat 50 gram. Pendiri perusahaan, Liu Jingkang, menyatakan bahwa pemberian emas bukan hanya soal nilai uang, tapi juga simbol stabilitas dan penghargaan terhadap bakat karyawan. Kebijakan ini mencerminkan cara Insta360 menghargai karyawan sebagai aset berharga. Bonus emas ini menjadi simbol bahwa setiap tugas yang dilakukan karyawan bernilai tinggi dan menginspirasi banyak perusahaan untuk lebih menghargai tenaga kerja mereka.

Baca Juga

  • Pergeseran dalam Ekosistem Kreator: Migrasi dan Adaptasi Platform

  • Membongkar Hambatan Organisasi: Mendesain Ulang Struktur untuk Inovasi Lincah

  • Inovasi Fitur Platform Media Sosial: Meningkatkan Monetisasi dan Pengalaman Pengguna

  • Inovasi Terobosan dalam Infrastruktur Transportasi

  • Mendefinisikan Ulang Masa Depan Kerja: Menata Ulang Tim Kerja Jarak Jauh dan Produktivitas Tempat Kerja