Pomodo Logo IconPomodo Logo Icon
Tanya PomodoSemua Artikel
Semua
Fokus
Bisnis

Nexperia Menghadapi Tantangan di Tengah Ketegangan Teknologi China-Belanda

Share

Perusahaan semikonduktor Nexperia mengalami krisis akibat ketegangan teknologi antara China dan Belanda, yang mengganggu pasokan chip global. Webinar teknologi masa depan China mengungkapkan bagaimana persaingan ini mempengaruhi operasi dan reputasi Nexperia di pasar internasional.

26 Okt 2025, 10.00 WIB

Ketegangan Memuncak: Belanda Ambil Alih Perusahaan Chip Milik Tiongkok di Tengah Konflik Global

Ketegangan Memuncak: Belanda Ambil Alih Perusahaan Chip Milik Tiongkok di Tengah Konflik Global
Nijmegen, sebuah kota besar di Belanda, tampak tenang meskipun tengah menjadi pusat konflik besar antara pemerintah Belanda dan perusahaan chip asal Tiongkok, Nexperia. Ketegangan ini berakar dari pengambilalihan Nexperia oleh pemerintah Belanda karena alasan keamanan nasional dan tekanan dari Amerika Serikat yang melarang perdagangan dengan perusahaan-perusahaan yang berhubungan dengan entitas yang masuk daftar hitam. Nexperia adalah perusahaan semikonduktor penting yang memasok chip untuk berbagai industri termasuk otomotif, teknologi konsumen, dan aplikasi industri. Pengambilalihan ini terjadi setelah CEO Nexperia yang juga pendiri perusahaan induk asal Tiongkok, Wingtech Technology, diusir dari jabatannya oleh pemerintah Belanda. Aksi Belanda didasarkan pada Undang-undang Ketersediaan Barang 1952 yang jarang digunakan, yang memungkinkan pemerintah mengambil alih kendali perusahaan demi melindungi kepentingan nasional. Langkah ini diikuti oleh pemberlakuan pembatasan ekspor yang lebih ketat oleh Amerika Serikat terhadap perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam daftar hitam perdagangan. Pertemuan tingkat tinggi antara Menteri Perdagangan Tiongkok, Wang Wentao, dan para pejabat Uni Eropa diadakan di Brussels dengan tujuan meredakan ketegangan yang berisiko mengganggu rantai pasokan global, khususnya di sektor otomotif. Meski demikian, di kota Nijmegen sendiri, tekanan dan konflik ini belum menjadi topik utama di masyarakat lokal. Situasi ini mencerminkan dinamika geopolitik dan ekonomi global yang semakin kompleks, dimana teknologi dan keamanan nasional menjadi pendorong utama kebijakan negara-negara besar. Bagaimana negosiasi diplomatik akan berjalan sangat krusial untuk menentukan masa depan industri chip dan stabilitas rantai pasokan dunia.
24 Okt 2025, 18.04 WIB

Drama Pengambilalihan Manajemen Nexperia dan Dampaknya bagi Geopolitik Semikonduktor

Drama Pengambilalihan Manajemen Nexperia dan Dampaknya bagi Geopolitik Semikonduktor
Kasus Nexperia dimulai saat pemerintah Belanda mengambil alih manajemen perusahaan chips ini menggunakan undang-undang dari tahun 1952. Hal ini dilakukan karena ada kekhawatiran bahwa produksi pabrik Nexperia di Hamburg dan Manchester akan terganggu akibat cara manajemen CEO Zhang Xuezheng yang dianggap bermasalah. Zhang Xuezheng adalah pendiri Wingtech Technology, sebuah perusahaan asal China yang membeli Nexperia pada 2019. Saat itu, produk Nexperia tidak dianggap berteknologi tinggi sehingga belum menjadi perhatian besar dalam persaingan geopolitik antara AS dan China. Situasi berubah ketika Amerika Serikat memasukkan Wingtech dalam daftar hitam perdagangan, yang membuat perusahaan ini dan Nexperia berada di bawah pengawasan lebih ketat. Hal ini memperburuk hubungan antara Belanda, China, dan Amerika Serikat terkait kontrol teknologi sensitif. Sementara itu, anak perusahaan Nexperia yang berlokasi di Dongguan, China, menolak beberapa perintah dari kantor pusat di Belanda, menunjukkan adanya konflik internal sekaligus politik yang mempengaruhi operasional perusahaan. Diskusi di webinar China Future Tech menyoroti bagaimana keputusan Belanda mengambil kebijakan dramatis ini dipengaruhi oleh tekanan geopolitik dan urgensi menjaga produksi teknologi semikonduktor penting agar tidak terganggu akibat konflik manajemen dan kontrol asing.
24 Okt 2025, 18.04 WIB

Pengambilalihan Manajemen Nexperia oleh Belanda Picu Ketegangan China-Eropa

Pengambilalihan Manajemen Nexperia oleh Belanda Picu Ketegangan China-Eropa
Pemerintah Belanda mengambil alih manajemen Nexperia, sebuah perusahaan semikonduktor yang dimiliki oleh perusahaan Tiongkok Wingtech, menggunakan undang-undang yang sudah ada sejak 1952. Langkah ini diambil karena ada kekhawatiran bahwa CEO asal Tiongkok, Zhang Xuezheng, dapat menyebabkan gangguan produksi di pabrik Nexperia di Hamburg dan Manchester. Tindakan Belanda ini memicu kemarahan Beijing, yang kemudian membalas dengan memberlakukan kontrol ekspor terhadap produk yang diproduksi oleh Nexperia dan anak perusahaannya di Tiongkok, khususnya di pabrik Dongguan, Guangdong. Anak perusahaan di Tiongkok juga menentang perintah dari kantor pusat di Belanda, menciptakan ketegangan internal. Sebelumnya, Nexperia tidak menjadi fokus utama konflik geopolitik saat Wingtech mengambil alih pada 2019 karena chip yang diproduksi tidak terlalu canggih. Namun, Amerika Serikat kemudian menempatkan Wingtech dalam daftar hitam perdagangan, meningkatkan risiko dan ketegangan bagi Nexperia, yang dianggap semacam perusahaan Eropa. Webinar China Future Tech menampilkan diskusi para jurnalis senior yang mengungkapkan bahwa langkah Belanda dianggap terlalu mendramatisir situasi namun juga mencerminkan rasa urgensi. Tekanan dari Amerika Serikat diyakini turut memengaruhi pengambilan keputusan Belanda dalam mengamankan perusahaan tersebut dari risiko manajemen asing. Kisah Nexperia ini menggambarkan betapa kompleks dan sensitifnya hubungan geopolitik dalam industri teknologi global. Pengambilalihan manajemen, kontrol ekspor, dan tekanan lintas negara akan berdampak pada masa depan rantai pasok semikonduktor serta dinamika hubungan antara negara-negara besar.
23 Okt 2025, 15.40 WIB

Perselisihan Nexperia antara Kantor Pusat dan Anak Perusahaan China Mengancam Rantai Pasok

Perselisihan Nexperia antara Kantor Pusat dan Anak Perusahaan China Mengancam Rantai Pasok
Nexperia, perusahaan chip asal Belanda, tengah mengalami konflik antara kantor pusatnya dan entitas anak perusahaan yang berbasis di Shanghai, China. Perselisihan ini terjadi karena adanya tuduhan dari sisi China bahwa kantor pusat menyebarkan informasi yang tidak benar kepada pelanggan mereka. Hal ini tentu saja menimbulkan masalah beruntun yang mungkin berdampak pada kestabilan produksi dan distribusi produk chip yang sangat penting di seluruh dunia. Nexperia (Shanghai), sebagai salah satu entitas yang beroperasi di bawah Nexperia Belanda, secara terbuka menyatakan bahwa mereka beroperasi secara mandiri dan mematuhi hukum di China. Mereka memastikan bahwa kualitas produk tetap terjaga dan pelanggan tetap menjadi prioritas utama meskipun terjadi konflik internal. Hal ini diselewengkan sebagai dorongan untuk membuktikan bahwa operasi mereka tidak terganggu meskipun ada perbedaan dengan kantor pusat. Dalam surat yang disampaikan kepada karyawan dan diposting di WeChat, Nexperia China mengklaim bahwa mereka akan mengabaikan instruksi dari kantor pusat jika bertentangan dengan kepentingan atau hukum lokal. Mereka juga menuduh kantor pusat telah terus mengabaikan hak-hak hukum mereka dan berusaha mengganggu aktivitas normal perusahaan. Ini menandai sebuah titik ketegangan yang signifikan dalam hubungan mereka. Situasi antara kantor pusat dan anak perusahaan ini bukan hanya berdampak pada internal perusahaan, tapi juga berpotensi mengganggu rantai pasok global yang sangat bergantung pada produk chip dari Nexperia. Apabila ada konflik berkepanjangan, efeknya bisa dirasakan oleh banyak perusahaan di berbagai sektor yang menggunakan chip untuk produknya, khususnya selama periode ketidakpastian geopolitik dan perdagangan saat ini. Kesimpulannya, ketegangan ini menjadi peringatan penting tentang bagaimana perusahaan multinasional harus mengelola hubungan antar regional secara hati-hati dan transparan. Konsumen dan pelanggan juga dapat merasa waspada terhadap potensi gangguan pasokan yang dapat terjadi akibat perselisihan internal ini.

Baca Juga

  • Inisiatif Indonesia untuk Internet Super Cepat dan Terjangkau

  • AS Meningkatkan Teknologi Militer Nuklir untuk Mengimbangi Pengaruh Tiongkok

  • Nexperia Menghadapi Tantangan di Tengah Ketegangan Teknologi China-Belanda

  • Angkatan Laut AS Mengonversi Kapal Perang menjadi Kapal Selam Nuklir Canggih untuk Mengimbangi China

  • Nexperia Menghadapi Ketegangan Teknologi di Tengah Sengketa China-Netherlands yang Mengganggu Pasokan Chip Global