Pomodo Logo IconPomodo Logo Icon
Tanya PomodoSemua Artikel
Semua
Fokus
Bisnis

Inisiatif Indonesia untuk Internet Super Cepat dan Terjangkau

Share

Pemerintah Indonesia meluncurkan program untuk menyediakan internet berkecepatan 1 Gbps dengan biaya terjangkau, bertujuan meningkatkan konektivitas dan akses digital bagi warga negara.

27 Okt 2025, 15.15 WIB

Pemerintah Targetkan Internet Cepat 1 Gbps di 38 Provinsi Hingga 2029

Pemerintah Targetkan Internet Cepat 1 Gbps di 38 Provinsi Hingga 2029
Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Komunikasi dan Digital, menargetkan pengembangan konektivitas digital dengan menyediakan internet cepat hingga kecepatan 1 Gbps di 38 provinsi pada tahun 2029. Hal ini tercantum dalam Rencana Strategis Komdigi 2025-2029 untuk memastikan internet broadband merata dan berkualitas di seluruh tanah air. Target ini akan dijalankan secara bertahap mulai dari tahun 2026 di mana 1 kota/kabupaten akan mendapatkan konektivitas 1 Gbps, kemudian meningkat menjadi 30 kota/kabupaten pada tahun 2028, dan mencapai seluruh 38 kota/kabupaten pada 2029. Selain itu, dokumen ini juga menargetkan peningkatan indeks transformasi digital nasional di bidang jaringan dan infrastruktur. Selain infrastruktur broadband, program juga menyasar peningkatan penetrasi internet, pertumbuhan industri telekomunikasi dan data center, serta pengembangan industri perangkat digital dalam negeri. Kecepatan internet sangat penting terutama untuk kota besar dan sektor strategis yang terus berkembang seiring meningkatnya trafik data. Komdigi juga menargetkan penyediaan sistem dan jaringan komunikasi khusus untuk layanan kebencanaan dan kegawatdaruratan, dengan cakupan mencapai 53% pada tahun 2029. Hal ini menunjukkan bahwa pengembangan digital tidak hanya difokuskan pada akses publik tapi juga kesiapan menghadapi situasi darurat. Secara keseluruhan, rencana ini menunjukkan upaya pemerintah yang serius dalam mendorong transformasi digital nasional melalui perbaikan kualitas dan pemerataan akses internet. Ini diharapkan akan membuka peluang lebih besar bagi perkembangan ekonomi digital, pendidikan, dan layanan publik di Indonesia.
27 Okt 2025, 07.40 WIB

Teknologi Internet Murah FWA Dorong Koneksi dan Pendidikan Digital di Indonesia

Teknologi Internet Murah FWA Dorong Koneksi dan Pendidikan Digital di Indonesia
Pemerintah Indonesia tengah berupaya menghadirkan akses internet yang lebih murah dan mudah dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Presiden Prabowo menekankan komitmen pemerintah untuk mencari teknologi konektivitas yang lebih hemat biaya dibandingkan layanan satelit seperti Starlink. Hal ini bertujuan untuk memperluas koneksi internet hingga ke daerah-daerah yang selama ini sulit dijangkau. Salah satu teknologi yang dipilih adalah Fixed Wireless Access (FWA). Kementerian Komunikasi dan Digital telah menyelesaikan proses lelang pita frekuensi 1,4 GHz yang akan digunakan untuk memperkuat layanan FWA ini. Teknologi ini mampu menjangkau daerah yang belum terlayani jaringan tetap dengan biaya yang lebih efisien, sehingga masyarakat bisa mendapat akses internet dengan harga lebih terjangkau. Presiden Prabowo juga menjelaskan bahwa dengan teknologi baru ini, setiap sekolah bisa mendapatkan koneksi internet yang murah untuk mendukung pembelajaran jarak jauh. Solusi ini dinilai lebih hemat dibandingkan jaringan satelit yang saat ini digunakan, seperti Starlink, yang biayanya masih relatif mahal untuk pembayaran bulanan. Untuk mendukung pembelajaran digital, pemerintah juga membagikan layar digital berukuran 75 inci ke hampir 50 ribu sekolah di Indonesia. Perangkat ini sudah dilengkapi dengan konten pendidikan yang lengkap dan dapat digunakan oleh siswa di berbagai jenjang, mulai dari SD, SMP, hingga SMA. Targetnya, tahun ini total akan dibagikan sekitar 288 ribu unit layar digital ke seluruh Indonesia. Dengan hadirnya teknologi internet murah dan penyediaan perangkat pembelajaran yang mumpuni, pemerintah berharap kualitas pendidikan dan pemerataan akses digital dapat meningkat secara signifikan. Ini adalah langkah strategis untuk mempersiapkan generasi muda Indonesia menghadapi era digital yang semakin maju dan kompetitif.
25 Okt 2025, 19.10 WIB

WIFI Luncurkan Internet 100 Mbps Rp 100 Ribu untuk Rumah Tangga Miskin

WIFI Luncurkan Internet 100 Mbps Rp 100 Ribu untuk Rumah Tangga Miskin
PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) memperkenalkan paket layanan internet cepat dengan kecepatan 100 Mbps yang ditargetkan untuk segmen berpendapatan rendah. Paket ini dijual dengan harga terjangkau yakni Rp 100.000 per bulan, tanpa biaya instalasi dan perangkat yang disewakan secara gratis. Paket layanan ini menggunakan pita frekuensi baru 1,4 GHz yang baru saja dimenangkan WIFI dalam lelang untuk Region 1, meliputi Pulau Jawa, Papua, dan Maluku. Wilayah ini dianggap strategis karena menampung sekitar 61% dari total rumah tangga di Indonesia. Teknologi Fixed Wireless Access (FWA) dan Fixed Point-to-Home (FPTH) dipakai untuk menjangkau pelanggan, bertujuan sebagai baseline penetrasi fixed broadband yang lebih luas dan terjangkau untuk masyarakat yang selama ini minim akses internet cepat. WIFI menargetkan soft launch produk pada akhir tahun 2025 dan mulai dijual secara komersial pada kuartal pertama tahun 2026. Paket internet ini diharapkan dapat menyasar sekitar 4-5 juta rumah tangga di segmen low income yang selama ini kurang terjangkau layanan broadband. Direktur WIFI juga menekankan bahwa program ini dibuat untuk kemudahan masyarakat dengan biaya terjangkau, tanpa adanya biaya awal maupun biaya instalasi, serta menggunakan modem sewaan gratis yang memungkinkan pelanggan menggunakan internet sepuasnya hanya dengan membayar Rp 100 ribu per bulan.
25 Okt 2025, 18.45 WIB

Visa Khusus China Buka Kesempatan Emas Talenta Muda Teknologi Global

Visa Khusus China Buka Kesempatan Emas Talenta Muda Teknologi Global
Pemerintah China resmi meluncurkan program visa kategori K pada 1 Oktober 2025 yang dikhususkan untuk talenta muda global di bidang sains dan teknologi. Visa ini dibuat untuk menarik tenaga ahli internasional agar mau berkarier di China dan membantu memperkuat sektor teknologi negara tersebut. Dengan adanya visa ini, proses imigrasi menjadi lebih mudah dibandingkan visa biasa karena tak perlu berasal dari undangan perusahaan lokal. Kebijakan visa K ini sangat berbeda dibandingkan dengan kebijakan Amerika Serikat yang justru menaikkan biaya visa kerja H-1B hingga sebesar USRp 1.64 juta ($100.000) . Langkah AS tersebut dinilai menjadi penghambat masuknya tenaga ahli asing, sementara China justru mengambil peluang dengan membuat proses visa menjadi lebih mudah dan fleksibel agar talenta global tertarik bekerja di sana. Media pemerintah China seperti People's Daily dan Xinhua melaporkan bahwa visa K memberi banyak kemudahan seperti jumlah entri yang lebih banyak, masa berlaku visa yang lebih panjang, dan durasi izin tinggal yang lebih lama. Selain itu, pemilik visa K bisa terlibat dalam berbagai sektor termasuk pendidikan, budaya, sains dan teknologi, serta kewirausahaan yang relevan dengan bidang mereka. Dengan latar belakang banyak negara mulai menarik diri dan lebih fokus pada kebutuhan dalam negeri, China melihat ini sebagai kesempatan penting untuk mengambil peran lebih besar dalam menarik talenta internasional. Program visa K ini adalah bagian dari rencana strategis China untuk menantang dominasi Amerika Serikat dalam bidang sains dan teknologi di kancah global. Bagi Warga Negara Indonesia, program visa K China ini membuka peluang karier baru di luar negeri khususnya di bidang teknologi dan sains. Meski detail persyaratan usia, pendidikan, dan pengalaman kerja belum jelas, inisiatif ini menjadi peluang menarik untuk pengembangan karier serta memperkuat hubungan antarnegara lewat pertukaran talenta profesional.

Baca Juga

  • Inisiatif Indonesia untuk Internet Super Cepat dan Terjangkau

  • AS Meningkatkan Teknologi Militer Nuklir untuk Mengimbangi Pengaruh Tiongkok

  • Nexperia Menghadapi Tantangan di Tengah Ketegangan Teknologi China-Belanda

  • Angkatan Laut AS Mengonversi Kapal Perang menjadi Kapal Selam Nuklir Canggih untuk Mengimbangi China

  • Nexperia Menghadapi Ketegangan Teknologi di Tengah Sengketa China-Netherlands yang Mengganggu Pasokan Chip Global