Pomodo Logo IconPomodo Logo Icon
Tanya PomodoSemua Artikel
Semua
Fokus
Bisnis

AS Meningkatkan Teknologi Militer Nuklir untuk Mengimbangi Pengaruh Tiongkok

Share

Angkatan Laut AS mengonversi kapal perang menjadi kapal selam nuklir canggih sebagai bagian dari strategi untuk mempertahankan dominasi di lautan dan menyaingi kemajuan militer Tiongkok. Langkah ini mencerminkan ketegangan yang meningkat antara kedua negara dalam perlombaan teknologi militer.

27 Okt 2025, 01.50 WIB

Amerika Serikat Siapkan ‘Golden Fleet’ Kapal Perang Baru Hadapi China

Amerika Serikat Siapkan ‘Golden Fleet’ Kapal Perang Baru Hadapi China
Amerika Serikat dan Angkatan Lautnya sedang mempertimbangkan pembuatan kelas baru kapal perang yang disebut "Golden Fleet." Kapal-kapal ini dirancang untuk menghadapi pertumbuhan kekuatan angkatan laut China yang sangat cepat, dengan ukuran lebih besar dan senjata misil canggih. Konsep ini juga ingin memasukkan unsur estetika seperti yang disukai Presiden Donald Trump. Kapal dalam Golden Fleet direncanakan memiliki bobot antara 15.000 sampai 20.000 ton, jauh lebih besar dari kapal perusak yang biasa dipakai dan mendekati ukuran kapal penjelajah. Kapal ini juga akan membawa misil jarak jauh dan hipersonik serta dilengkapi teknologi sensor dan sistem tempur modular modern. Selain kapal utama yang besar, rencana ini juga mencakup kapal pendukung yang lebih kecil seperti korvet dan kapal tidak berawak untuk membantu operasi agiler dan tersebar. Pendekatan ini berbeda dari model tradisional AS yang mengandalkan kapal induk besar sebagai pusat kekuatan. Namun, pembangunan Golden Fleet menghadapi berbagai kendala, termasuk keterbatasan industri kapal di AS yang sudah penuh memproduksi kapal selam dan kapal induk baru. Teknologi misil hipersonik juga masih belum siap sepenuhnya untuk produksi massal, sehingga proyek ini masih memerlukan banyak pengembangan. Diperkirakan, pendanaan untuk studi dan pengembangan Golden Fleet akan dimulai sekitar tahun fiskal 2027, dengan kemungkinan pembangunan kapal prototipe pada akhir 2020-an atau awal 2030-an. Kerjasama dengan sekutu internasional juga mungkin untuk varian kapal kecil-nya.
25 Okt 2025, 02.00 WIB

Mengapa Banyak Pengusaha Pertimbangkan Pindah dari Amerika ke Negara Lain

Mengapa Banyak Pengusaha Pertimbangkan Pindah dari Amerika ke Negara Lain
Sebuah laporan global dari HSBC menemukan bahwa lebih dari setengah pengusaha sedang mempertimbangkan untuk memindahkan dirinya beserta bisnisnya ke luar negeri. Amerika Serikat selama ini dikenal sebagai pusat kewirausahaan dunia, namun tekanan ekonomi dan dinamika regulasi membuat banyak pengusaha mempertimbangkan langkah baru. Pengusaha muda terutama para Millennials lebih tertarik pada investasi dalam bidang kecerdasan buatan dan ekspansi pasar internasional. Singapura muncul sebagai tujuan favorit baru karena iklim bisnisnya yang stabil dan fasilitas yang ramah, terutama di kawasan Asia Timur dan Indo-Pasifik. Meski begitu, Amerika Serikat masih tetap menjadi magnet bagi pengusaha dari luar negeri karena pasar modal yang kuat serta ekosistem inovasi yang matang. Banyak pengusaha AS justru memilih fokus pada pasar domestik meskipun menghadapi tantangan ekonomi seperti suku bunga tinggi dan biaya yang meningkat. Laporan menyebutkan bahwa pengusaha dengan kekayaan tinggi dan usia lebih tua lebih suka mengeksplorasi budaya dan peluang baru di luar negeri, sedangkan para Gen Z dan pengusaha muda lebih fleksibel dan memiliki keinginan kuat untuk mencari peluang di luar Amerika Serikat. Secara keseluruhan, meskipun ada tren relokasi dan ekspansi global, Amerika Serikat masih dipercayai sebagai landasan penting dalam pengembangan bisnis jangka panjang. Para pengusaha tampaknya sedang mengkalibrasi strategi mereka agar tetap terhubung dengan pasar Amerika sambil memanfaatkan peluang internasional.
23 Okt 2025, 19.48 WIB

Peluncuran Kapal Selam Jang Yeong-sil Perkuat Pertahanan Laut Korea Selatan

Peluncuran Kapal Selam Jang Yeong-sil Perkuat Pertahanan Laut Korea Selatan
Korea Selatan meluncurkan kapal selam baru bernama Jang Yeong-sil, bagian dari kelas Changbogo-III Batch-II yang sepenuhnya dikembangkan oleh teknologi dalam negeri. Kapal selam ini merupakan bagian dari upaya negeri tersebut untuk memperkuat kekuatan pertahanan bawah lautnya dan memastikan kedaulatan di wilayah lautnya. Kapal selam baru ini memiliki bobot 3.600 ton dan panjang 89 meter. Kapal ini dilengkapi dengan teknologi canggih seperti sensor yang lebih baik, kemampuan stealth yang ditingkatkan, serta daya tahan di bawah laut yang lebih lama dibandingkan model sebelumnya. Salah satu keunggulan kapal selam ini adalah kemampuannya untuk meluncurkan rudal jelajah berjenis serang darat, sehingga dapat beroperasi tidak hanya di sekitar Semenanjung Korea, tetapi juga di wilayah yang lebih luas. Ini menandakan peningkatan besar dalam kemampuan strategis angkatan laut Korea Selatan. Hanwha Ocean, perusahaan yang sebelumnya dikenal sebagai Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering, adalah pihak utama yang membangun kapal selam ini. Perusahaan ini telah memainkan peran penting dalam transformasi Korea Selatan dari negara pengimpor kapal selam menjadi produsen dan eksportir kapal selam tingkat dunia. Kapal selam Jang Yeong-sil akan menjalani serangkaian uji coba di laut serta evaluasi sistem sebelum resmi bergabung dengan angkatan laut pada akhir tahun 2027. Langkah ini menunjukkan keseriusan Korea Selatan dalam meningkatkan keamanan nasional melalui teknologi pertahanan canggih yang dikembangkan secara mandiri.
23 Okt 2025, 19.18 WIB

USS Utah Baru Siap Mendukung Keunggulan Bawah Laut AS dengan Teknologi Modern

USS Utah Baru Siap Mendukung Keunggulan Bawah Laut AS dengan Teknologi Modern
US Navy akan mengadakan acara pemberkatan untuk kapal selam serang cepat USS Utah yang baru di Groton, Amerika Serikat. Kapal selam ini memiliki hull number SSN-801 dan dibuat oleh General Dynamics Electric Boat dengan biaya sekitar 3,5 miliar dolar. Acara pemberkatan ini merupakan bagian dari tradisi dengan prosesi pemecahan botol di bagian depan kapal. USS Utah menghidupkan kembali nama kapal yang terakhir kali dipakai oleh sebuah kapal perang yang tenggelam dalam serangan Jepang di Pearl Harbor pada 7 Desember 1941. Kapal selam baru ini dirancang untuk menandingi dan melampaui kemampuan kapal selam yang lebih lama dan memberikan dukungan penting dalam operasi bawah laut militer AS. Kapal selam ini dapat mengangkut lebih dari 130 kru termasuk perwira dan awak kapal dan dilengkapi berbagai sensor dan senjata canggih, seperti rudal Tomahawk yang terkenal serta sistem pengawasan mutakhir. Desainnya yang modular memungkinkan untuk penyesuaian teknologi terbaru selama masa pakai kapal. Kapal selam kelas Virginia, termasuk USS Utah baru, menggunakan tenaga nuklir dengan satu reaktor dan dirancang sangat cepat dan senyap. Panjang kapal bisa mencapai 461 kaki dengan modul tambahan, dan kapal ini dilengkapi kamera infrared serta sistem pengamat digital tanpa periskop tradisional. Setelah pemberkatan, USS Utah akan menjalani uji coba laut dan pengujian akhir sebelum resmi digunakan. Dengan penambahan ini, angkatan laut AS memperkuat kemampuan bawah lautnya untuk menghadapi persaingan strategis global yang makin ketat, sekaligus menjaga dominasi mereka di lautan dunia.

Baca Juga

  • Inisiatif Indonesia untuk Internet Super Cepat dan Terjangkau

  • AS Meningkatkan Teknologi Militer Nuklir untuk Mengimbangi Pengaruh Tiongkok

  • Nexperia Menghadapi Tantangan di Tengah Ketegangan Teknologi China-Belanda

  • Angkatan Laut AS Mengonversi Kapal Perang menjadi Kapal Selam Nuklir Canggih untuk Mengimbangi China

  • Nexperia Menghadapi Ketegangan Teknologi di Tengah Sengketa China-Netherlands yang Mengganggu Pasokan Chip Global