Rangkuman berita: Planet A Foods mengamankan dana sebesar Rp 493.35 miliar ($30 juta) untuk memproduksi lebih banyak cokelat tanpa kakao.

Planet A Foods, sebuah startup makanan dari Munich, berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp 493.35 miliar ($30 juta) untuk mengembangkan cokelat bebas kakao yang lebih ramah lingkungan, bernama ChoViva. Dengan dana ini, mereka berencana untuk meningkatkan kapasitas produksi dari 2.000 ton per tahun menjadi lebih dari 15.000 ton, serta memperluas pasar internasional, termasuk membuka fasilitas produksi di Amerika Serikat. ChoViva terbuat dari biji bunga matahari dan bahan lokal lainnya, sehingga memiliki jejak karbon yang hingga 80% lebih rendah dibandingkan cokelat tradisional yang berbahan dasar kakao.

Startup ini berfokus pada penyediaan alternatif cokelat yang dapat digunakan dalam berbagai produk makanan, seperti sereal dan permen, tanpa merusak lingkungan. Mereka juga sedang mengembangkan pengganti mentega kakao dan minyak kelapa sawit untuk mengatasi masalah keberlanjutan yang lebih luas. Meskipun tantangan dalam produksi dan rantai pasokan cukup besar, Planet A Foods optimis dapat memenuhi permintaan pasar dan berkontribusi pada pengurangan emisi karbon global.

Pertanyaan Terkait

Apa yang dilakukan oleh Planet A Foods?

Planet A Foods adalah startup yang memproduksi cokelat bebas kakao yang berkelanjutan dari biji bunga matahari.

Apa itu ChoViva?

ChoViva adalah produk cokelat alternatif yang memiliki jejak karbon lebih rendah dibandingkan cokelat konvensional.

Siapa pendiri Planet A Foods?

Pendiri Planet A Foods adalah Maximilian dan Sara Marquart.

Mengapa produksi cokelat tradisional dianggap tidak berkelanjutan?

Produksi cokelat tradisional dianggap tidak berkelanjutan karena menyebabkan deforestasi dan masalah etika dalam pasokan kakao.

Apa tujuan dari pendanaan Seri B yang diterima Planet A Foods?

Tujuan dari pendanaan Seri B adalah untuk meningkatkan kapasitas produksi dan memperluas pasar internasional.

Rangkuman Berita: Planet A Foods mengamankan dana sebesar Rp 493.35 miliar ($30 juta) untuk memproduksi lebih banyak cokelat tanpa kakao.

Pertanyaan Terkait

Rangkuman Berita Serupa