Courtesy of Wired
Surrogasi, atau menyewa seseorang untuk mengandung bayi, adalah bisnis yang sedang berkembang pesat dan diperkirakan akan mencapai nilai Rp 2.12 quadriliun ($129 miliar) pada tahun 2032. Hal ini disebabkan oleh semakin banyak orang tua yang lebih tua, meningkatnya masalah kesuburan, dan lebih banyak keluarga sesama jenis. Meskipun banyak orang melihatnya sebagai cara untuk membantu orang lain memiliki anak, ada juga kritik yang menyebut bahwa praktik ini bisa mengeksploitasi wanita miskin yang tidak sepenuhnya memahami risiko yang terlibat. Di Amerika Serikat, surrogasi komersial diperbolehkan, yang membuatnya berbeda dari banyak negara maju lainnya.
Seorang wanita yang menjadi surrogate menceritakan pengalamannya, termasuk proses yang harus dilalui sebelum menjadi surrogate, seperti tes fisik dan psikologis. Dia merasa senang bisa membantu orang lain, terutama pasangan sesama jenis yang ingin memiliki anak. Meskipun dia mendapatkan bayaran yang baik, dia juga menekankan pentingnya memiliki kendali atas tubuhnya dan bagaimana proses persalinan dilakukan. Dia menjelaskan bahwa menjadi surrogate bukanlah hal yang mudah dan melibatkan risiko kesehatan, sehingga penting untuk mendapatkan kompensasi yang adil.