Courtesy of YahooFinance
Harga minyak naik lebih dari 1% pada hari Kamis karena perang Rusia-Ukraina semakin meningkat, meskipun ada peningkatan persediaan minyak. Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) berada di bawah Rp 1.15 juta ($70) per barel, sementara Brent, yang merupakan patokan internasional, diperdagangkan di atas Rp 1.22 juta ($74) per barel. Kenaikan harga ini terjadi setelah Kyiv melaporkan bahwa Moskow meluncurkan apa yang tampak seperti rudal balistik antarbenua ke Ukraina, yang merupakan penggunaan pertama senjata ini dalam perang. Meskipun pejabat Barat mengatakan bahwa analisis awal menunjukkan itu bukan ICBM, situasi ini tetap mempengaruhi pasar minyak.
Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin baru saja menandatangani doktrin nuklir yang diperbarui, yang menurunkan ambang batas penggunaan senjata nuklir oleh Rusia. Meskipun permintaan minyak saat ini tampak kurang, banyak trader tetap fokus pada eskalasi perang antara Rusia dan Ukraina. Rusia mengekspor sekitar 7 juta barel minyak per hari, sehingga gangguan besar dapat berdampak signifikan pada pasokan global. Selain itu, laporan bahwa Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya mungkin menunda peningkatan produksi juga membantu mendorong harga minyak naik.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang menyebabkan lonjakan harga minyak baru-baru ini?A
Lonjakan harga minyak disebabkan oleh eskalasi perang Rusia-Ukraina dan peluncuran senjata oleh Rusia.Q
Siapa yang menandatangani doktrin nuklir yang direvisi?A
Vladimir Putin adalah yang menandatangani doktrin nuklir yang direvisi.Q
Apa yang terjadi di Kyiv terkait dengan serangan Rusia?A
Di Kyiv, Rusia meluncurkan serangan yang melibatkan senjata canggih, yang menarik perhatian internasional.Q
Apa peran OPEC dalam konteks harga minyak saat ini?A
OPEC berperan dalam mengatur produksi minyak dan dapat mempengaruhi harga melalui keputusan output.Q
Bagaimana dampak perang Rusia-Ukraina terhadap pasokan minyak global?A
Perang Rusia-Ukraina dapat menyebabkan gangguan besar pada pasokan minyak global, mengingat Rusia mengekspor sekitar 7 juta barel minyak per hari.