Startup AI fisik BrightAI berhasil membangun pendapatan sebesar Rp 1.32 triliun ($80 juta) .
Courtesy of TechCrunch

Rangkuman Berita: Startup AI fisik BrightAI berhasil membangun pendapatan sebesar Rp 1.32 triliun ($80 juta) .

TechCrunch
DariĀ TechCrunch
19 November 2024 pukul 23.00 WIB
107 dibaca
Share
Alex Hawkinson, mantan CEO SmartThings, mendirikan perusahaan IoT bernama BrightAI pada tahun 2019 setelah meninggalkan SmartThings. Dia ingin menggunakan teknologi perangkat terhubung untuk menyelesaikan masalah infrastruktur yang penting, terutama setelah pandemi COVID-19 menunjukkan betapa banyak layanan modern yang masih kuno. BrightAI mengembangkan platform teknologi yang menggunakan sensor untuk membantu perusahaan memantau aset fisik mereka. Sensor-sensor ini mengirimkan data ke algoritma AI yang dapat mendeteksi dan memprediksi masalah sebelum terjadi, seperti yang dilakukan oleh perusahaan pengendalian hama Pelsis yang menggunakan sensor BrightAI untuk memantau perangkap cahaya mereka.
BrightAI baru-baru ini mengumpulkan dana sebesar Rp 246.68 miliar ($15 juta) untuk memperluas kemampuan teknologinya dan memenuhi permintaan pelanggan yang semakin meningkat. Dengan lebih dari 250.000 sensor yang terpasang dan pendapatan mencapai Rp 1.32 triliun ($80 juta) , BrightAI berfokus pada efisiensi dan produktivitas, membantu perusahaan untuk lebih tepat dalam mengatasi masalah. Hawkinson percaya bahwa dengan tidak membatasi diri pada satu bidang tertentu, BrightAI dapat memaksimalkan dampak positifnya di berbagai sektor, seperti pengelolaan limbah dan pemeliharaan infrastruktur.

Pertanyaan Terkait

Q
Siapa Alex Hawkinson dan apa perannya di BrightAI?
A
Alex Hawkinson adalah CEO BrightAI dan sebelumnya CEO SmartThings, perusahaan perangkat terhubung yang ia dirikan.
Q
Apa fokus utama dari perusahaan BrightAI?
A
Fokus utama BrightAI adalah menggunakan teknologi sensor dan AI untuk memantau dan memperbaiki infrastruktur kritis.
Q
Bagaimana BrightAI menggunakan teknologi sensor dan AI?
A
BrightAI menggunakan sensor untuk mengumpulkan data yang kemudian diproses oleh algoritma AI untuk mendeteksi dan memprediksi masalah.
Q
Apa yang dilakukan Pelsis dengan teknologi BrightAI?
A
Pelsis menggunakan teknologi BrightAI untuk memantau perangkap cahaya di fasilitas produksi makanan dan farmasi, sehingga dapat mendeteksi hama lebih cepat.
Q
Mengapa BrightAI memutuskan untuk mengambil pendanaan dari Upfront Ventures?
A
BrightAI memutuskan untuk mengambil pendanaan dari Upfront Ventures untuk memperluas kemampuan teknologinya dan memenuhi permintaan pelanggan yang meningkat.

Rangkuman Berita Serupa

Boon mengumpulkan Rp 337.12 miliar ($20,5 juta)  untuk membangun alat AI yang dapat diandalkan untuk armada.TechCrunch
Bisnis
4 bulan lalu
125 dibaca
Boon mengumpulkan Rp 337.12 miliar ($20,5 juta) untuk membangun alat AI yang dapat diandalkan untuk armada.
Setelah menjual startup terakhirnya ke IBM, pendiri ini kini ingin membawa 'memori agensi' ke data perusahaan.TechCrunch
Bisnis
4 bulan lalu
128 dibaca
Setelah menjual startup terakhirnya ke IBM, pendiri ini kini ingin membawa 'memori agensi' ke data perusahaan.
Lightning berusaha menjadikan pengelolaan AI semudah mungkin.TechCrunch
Teknologi
5 bulan lalu
108 dibaca
Lightning berusaha menjadikan pengelolaan AI semudah mungkin.
Startup AI fisik BrightAI berhasil mencapai pendapatan sebesar Rp 1.32 triliun ($80 juta)  secara mandiri.TechCrunch
Teknologi
5 bulan lalu
58 dibaca
Startup AI fisik BrightAI berhasil mencapai pendapatan sebesar Rp 1.32 triliun ($80 juta) secara mandiri.
Mach9 sedang memberikan operator infrastruktur informasi yang lebih baik.TechCrunch
Teknologi
5 bulan lalu
25 dibaca
Mach9 sedang memberikan operator infrastruktur informasi yang lebih baik.
Bifrost membantu industri mempercepat pelatihan model dengan platform penghasil data 3D-nya.TechCrunch
Teknologi
5 bulan lalu
94 dibaca
Bifrost membantu industri mempercepat pelatihan model dengan platform penghasil data 3D-nya.