Courtesy of YahooFinance
Pasar Asia diperkirakan akan mengalami ketidakpastian pada hari Senin, dipicu oleh meningkatnya imbal hasil obligasi AS, penguatan dolar, dan penurunan di Wall Street. Komentar dari Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, yang menyatakan bahwa bank sentral tidak terburu-buru untuk menurunkan suku bunga, membuat investor ragu untuk membeli aset lokal. Imbal hasil obligasi 10 tahun AS mencapai 4,50%, dan indeks saham MSCI Asia ex-Jepang mengalami penurunan terbesar sejak Juni 2022. Selain itu, dolar AS juga mengalami lonjakan yang signifikan, yang membuat pasar negara berkembang kesulitan.
Di sisi lain, kalender ekonomi Asia pada hari Senin cukup ringan, dengan fokus pada data harga produsen di Selandia Baru, perdagangan non-minyak di Singapura, dan pesanan mesin di Jepang. Ekonom memperkirakan pertumbuhan ekonomi Thailand akan meningkat menjadi 2,6% dari 2,3% pada periode sebelumnya. Hubungan antara AS dan China juga menjadi perhatian, terutama setelah pernyataan Presiden China, Xi Jinping, yang menekankan isu-isu sensitif yang tidak boleh ditantang oleh AS.