Courtesy of InterestingEngineering
Kendaraan yang menggunakan bahan bakar diesel berkontribusi besar terhadap emisi karbon, sehingga mengurangi emisi ini menjadi tantangan yang sulit. Data menunjukkan bahwa pada tahun 2022, bahan bakar diesel menyumbang sekitar 25% dari total emisi karbon dioksida di sektor transportasi di AS. Untuk mengatasi masalah ini, Joshua Yuan dan Susie Dai mengembangkan metode baru yang menggunakan elektrokatalisis untuk mengubah karbon dioksida menjadi elektro-biodiesel. Proses ini jauh lebih efisien dibandingkan dengan produksi biodiesel berbasis kedelai tradisional, memerlukan 45 kali lebih sedikit lahan dan menghasilkan emisi karbon yang lebih rendah.
Proses elektro-biodiesel ini menggunakan reaksi kimia yang dipicu oleh transfer elektron untuk mengubah karbon dioksida menjadi bahan antara yang dapat digunakan oleh mikroba untuk menghasilkan lipid, yang kemudian menjadi bahan baku biodiesel. Penelitian ini menunjukkan bahwa proses baru ini dapat mengurangi emisi karbon dioksida dan berpotensi mengatasi kekurangan bahan baku biodiesel. Dengan menggunakan sumber daya terbarukan, proses ini dapat menghasilkan bahan bakar dan bahan kimia yang lebih ramah lingkungan, serta mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, terutama untuk kendaraan berat dan pesawat terbang.