Courtesy of InterestingEngineering
Penelitian terbaru dari para insinyur di MIT berfokus pada cara menangkap dan mengubah karbon dioksida (CO2) menjadi produk berguna seperti bahan bakar transportasi dan plastik. Mereka mengembangkan desain baru untuk elektroda yang digunakan dalam proses ini, yang dapat meningkatkan efisiensi konversi CO2 menjadi etilen, sebuah bahan kimia yang dapat digunakan untuk membuat berbagai jenis plastik. Metode ini juga dapat menghasilkan produk kimia bernilai tinggi lainnya seperti metana dan metanol. Etilen dijual dengan harga sekitar Rp 16.45 ribu ($1.000) per ton, sehingga tujuan penelitian ini adalah untuk mencapai atau melebihi harga tersebut.
Tim peneliti menemukan bahwa untuk meningkatkan kinerja elektroda, mereka perlu mengatasi masalah antara konduktivitas listrik dan sifat hidrofobik (menolak air) dari bahan elektroda. Mereka menggunakan Teflon yang memiliki sifat hidrofobik yang baik, tetapi kurang konduktif. Untuk mengatasi hal ini, mereka menyisipkan kawat tembaga yang konduktif ke dalam lembaran Teflon. Dengan cara ini, mereka dapat menciptakan elektroda yang lebih besar dan lebih efisien, yang penting untuk aplikasi industri. Penelitian ini menunjukkan bahwa sistem yang mereka kembangkan dapat berfungsi dengan baik bahkan setelah diuji selama 75 jam tanpa penurunan kinerja.