Courtesy of TechCrunch
Starfish Space, sebuah perusahaan rintisan yang berbasis di Washington, baru saja mendapatkan dana baru sebesar Rp 476.90 miliar ($29 juta) untuk meluncurkan tiga pesawat luar angkasa yang dapat melakukan servis dan inspeksi satelit pada tahun 2026. Pesawat yang disebut Otter ini memiliki dua misi utama, yaitu memperpanjang masa operasional satelit mahal yang berada di orbit geostasioner dan membuang satelit yang sudah tidak berfungsi di orbit rendah Bumi. Dengan adanya layanan ini, diharapkan biaya untuk servis satelit menjadi lebih terjangkau, sehingga lebih banyak operator satelit dapat memanfaatkannya.
Perusahaan ini didirikan oleh Austin Link dan Trevor Bennett pada tahun 2019, dan telah berhasil mendapatkan beberapa kontrak penting, termasuk dengan Angkatan Luar Angkasa AS dan perusahaan komunikasi satelit Intelsat. Link menjelaskan bahwa mereka ingin mengembangkan teknologi otonomi dan robotika untuk misi yang lebih ambisius di luar angkasa di masa depan. Dengan dukungan dari investor yang berpengalaman, Starfish Space berharap dapat memberikan dampak yang lebih besar dalam eksplorasi luar angkasa oleh manusia.