Courtesy of TechCrunch
Prosus, sebuah perusahaan investasi asal Belanda, berencana untuk mencatatkan perusahaan fintech PayU di bursa saham pada tahun 2025. Mereka melihat pasar India sebagai fokus utama setelah sukses besar dari perusahaan pengiriman makanan Swiggy yang menghasilkan keuntungan sebesar Rp 32.89 triliun ($2 miliar) . Meskipun PayU awalnya ingin melantai di bursa tahun ini dengan nilai antara Rp 82.22 triliun ($5 miliar) hingga Rp 115.11 triliun ($7 miliar) , mereka kini berharap bisa melakukannya pada tahun 2025. PayU baru saja mendapatkan izin untuk beroperasi sebagai agregator pembayaran setelah mengalami larangan selama 15 bulan.
PayU bersaing dengan perusahaan lain seperti Razorpay dan PhonePe di pasar pembayaran digital yang berkembang pesat di India. Menurut UBS, nilai PayU kini mencapai Rp 69.07 triliun ($4,2 miliar) , meningkat dari sebelumnya Rp 60.85 triliun ($3,7 miliar) . Prosus juga berinvestasi di beberapa startup India lainnya dan berharap lebih banyak perusahaan dalam portofolionya bisa go public dalam waktu 18 bulan ke depan.