Courtesy of TechCrunch
Saham Swiggy turun 4% menjadi 401 rupee setelah perusahaan pengiriman makanan ini meluncurkan IPO terbesar kedua di India tahun ini. Swiggy, yang berbasis di Bengaluru, ingin menarik perhatian investor baru dengan valuasi yang lebih konservatif dibandingkan pesaingnya, Zomato. Meskipun Swiggy memiliki 14 juta pengguna aktif bulanan dan menjadi platform pengiriman makanan terbesar kedua di India, mereka masih tertinggal dalam beberapa metrik penting dibandingkan Zomato. Selain itu, layanan pengiriman cepat Swiggy, Instamart, masih mengalami kerugian, sementara Zomato sudah mencapai titik impas.
Meskipun ada tantangan, peluang di pasar pengiriman cepat di India sangat besar, dengan proyeksi mencapai Rp 690.69 triliun ($42 miliar) pada tahun 2030. Pasar ini tumbuh pesat, jauh lebih cepat dibandingkan dengan ritel tradisional. Namun, persaingan semakin ketat dengan munculnya layanan pengiriman cepat dari raksasa ritel seperti Flipkart dan JioMart. Ada juga kekhawatiran tentang keberlanjutan model pengiriman cepat di luar pusat kota besar, karena bergantung pada jaringan gudang kecil yang padat.