Courtesy of SCMP
Ikhtisar 15 Detik
- Perusahaan di Hong Kong semakin mengandalkan tenaga digital dan agen AI untuk meningkatkan efisiensi.
- Model kerja hibrida yang menggabungkan manusia dan AI mulai menjadi tren di tempat kerja.
- Meskipun ada keinginan untuk meningkatkan produktivitas, banyak karyawan merasa kekurangan waktu dan energi untuk menyelesaikan tugas mereka.
Hong Kong, China - Sebuah laporan dari Microsoft menemukan bahwa 76 persen perusahaan di Hong Kong berencana menggunakan 'tenaga kerja digital' untuk memperluas kapasitas tenaga kerja dalam 18 bulan ke depan. Model kantor hibrida baru yang terdiri dari manusia dan agen AI, yang dikenal sebagai 'frontier firm', mulai muncul. Laporan ini didasarkan pada survei internasional terhadap 31.000 orang dan 'triliunan' jejak digital dari sistem Microsoft.
Laporan tersebut juga menemukan bahwa 50 persen tenaga kerja di Hong Kong sudah menggunakan agen AI untuk mengotomatisasi alur kerja dan proses. Selain itu, 76 persen eksekutif perusahaan di Hong Kong yakin mereka akan menggunakan 'tenaga kerja digital' untuk memperluas kapasitas tenaga kerja dalam 12 hingga 18 bulan ke depan. Kecerdasan menjadi melimpah, terjangkau, dan tersedia sesuai permintaan.
Meskipun 61 persen responden bertujuan meningkatkan produktivitas, 86 persen tenaga kerja melaporkan kekurangan waktu atau energi untuk tugas mereka. Karyawan terganggu 275 kali per hari oleh rapat, email, atau obrolan. Oleh karena itu, agen AI diharapkan dapat membantu manusia bekerja lebih cerdas dan mengambil kendali atas karier mereka di era AI.