Courtesy of Wired
Ikhtisar 15 Detik
- Eksperimen yang baik harus melibatkan pengacakan dan pengujian hipotesis yang jelas.
- P-value 5 persen adalah ambang batas yang sering digunakan, tetapi tidak selalu mencerminkan kebenaran.
- Interval kepercayaan memberikan cara untuk mengukur ketidakpastian dalam estimasi statistik.
Hertfordshire, United Kingdom - Pada awal 1920-an, tiga ilmuwan di Rothamsted agricultural research station di Hertfordshire, UK, melakukan eksperimen untuk menguji klaim Muriel Bristol bahwa teh dengan susu dituangkan terlebih dahulu memiliki rasa yang lebih baik. Ronald Fisher, seorang ahli statistik, merancang eksperimen dengan delapan cangkir teh untuk menguji kemampuan Bristol dalam membedakan urutan susu dan teh. Bristol berhasil mengidentifikasi semua cangkir dengan benar, menunjukkan bahwa klaimnya benar.
Fisher memperkenalkan konsep hipotesis nol dan pengujian signifikansi statistik dalam bukunya 'The Design of Experiments'. Dia menekankan pentingnya randomisasi dalam eksperimen untuk memastikan hasil yang valid. Fisher juga menetapkan nilai p di bawah 5 persen sebagai ambang batas untuk bukti signifikan bahwa hipotesis nol salah.
Neyman dan Pearson mengembangkan konsep kesalahan tipe I dan tipe II untuk membantu peneliti memutuskan hipotesis mana yang harus diterima atau ditolak. Mereka juga memperkenalkan interval kepercayaan untuk mengukur ketidakpastian dalam studi. Meskipun ada perdebatan antara pendekatan Fisher dan Neyman-Pearson, konsep-konsep ini telah membentuk dasar dari banyak penelitian ilmiah modern.