Courtesy of Forbes
FBI sedang menyelidiki apakah China menggunakan aksesnya ke jaringan telekomunikasi Amerika untuk menginfeksi iPhone pejabat senior dalam kampanye presiden AS. Rocky Cole, seorang ahli keamanan siber, melaporkan bahwa perangkat lunak perusahaannya, iVerify, mendeteksi perilaku aneh pada dua iPhone milik pejabat kampanye tersebut. Meskipun tidak ada bukti pasti bahwa perangkat tersebut telah diretas, pola perubahan pengaturan yang terdeteksi mirip dengan yang dilakukan oleh kelompok peretas pemerintah. FBI juga mengonfirmasi bahwa salah satu iPhone yang terpengaruh terkait dengan kelompok spionase siber China yang dikenal sebagai Salt Typhoon.
Baca juga: Departemen Keuangan AS adalah korban terbaru dari ancaman peretasan yang paling 'persisten'.
Jika FBI menemukan bahwa iPhone tersebut benar-benar diretas, ini akan menjadi pelanggaran serius, karena peretasan smartphone dapat memberikan akses lebih luas ke informasi pribadi dibandingkan hanya melalui jaringan telekomunikasi. Sementara itu, juru bicara Kedutaan China di Washington D.C. membantah tuduhan tersebut dan menegaskan bahwa China tidak berniat untuk campur tangan dalam pemilihan AS. Para pejabat dan ahli siber Amerika menganggap China sebagai ancaman besar, dan mereka percaya bahwa pemerintah AS perlu segera mengambil langkah untuk mengatasi aktivitas siber yang meningkat dari China.