Courtesy of TechCrunch
Ikhtisar 15 Detik
- Pengajuan makalah AI tanpa persetujuan peninjau dapat merugikan komunitas akademis.
- Transparansi dan komunikasi yang baik sangat penting dalam proses peer review.
- Ada kebutuhan untuk evaluasi yang lebih teratur dan terkompensasi untuk makalah yang dihasilkan oleh AI.
Ada kontroversi mengenai studi yang dihasilkan oleh AI yang diajukan ke konferensi ICLR, yang fokus pada kecerdasan buatan. Tiga laboratorium AI, yaitu Sakana, Intology, dan Autoscience, mengklaim telah menggunakan AI untuk membuat studi yang diterima di workshop ICLR. Sakana memberi tahu penyelenggara ICLR sebelum mengajukan makalahnya dan mendapatkan izin dari para peninjau, tetapi Intology dan Autoscience tidak melakukannya. Banyak akademisi mengkritik tindakan ini karena dianggap merugikan proses peninjauan ilmiah yang sudah memakan waktu dan tenaga.
Beberapa akademisi merasa bahwa mengajukan makalah yang dihasilkan oleh AI tanpa memberi tahu peninjau menunjukkan kurangnya rasa hormat terhadap waktu mereka. Sakana mengakui bahwa AI-nya membuat kesalahan dalam sitasi dan hanya satu dari tiga makalah yang diajukan yang layak diterima. Mereka akhirnya menarik makalahnya untuk menghormati proses ICLR. Beberapa orang berpendapat bahwa perlu ada lembaga yang mengatur evaluasi studi yang dihasilkan oleh AI agar peneliti mendapatkan kompensasi atas waktu mereka.