Para ahli tidak berpikir bahwa AI siap untuk menjadi 'ko-saintis'.
Courtesy of TechCrunch

Rangkuman Berita: Para ahli tidak berpikir bahwa AI siap untuk menjadi 'ko-saintis'.

TechCrunch
Dari TechCrunch
05 Maret 2025 pukul 20.30 WIB
101 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • AI co-scientist Google masih diragukan efektivitasnya dalam penelitian ilmiah.
  • Banyak ilmuwan merasa bahwa generasi hipotesis adalah bagian yang menyenangkan dari pekerjaan mereka.
  • AI memiliki keterbatasan dalam memahami konteks dan melakukan eksperimen fisik.
Bulan lalu, Google mengumumkan alat AI bernama "AI co-scientist" yang dirancang untuk membantu ilmuwan dalam membuat hipotesis dan rencana penelitian. Meskipun Google mengklaim alat ini dapat mempercepat penemuan ilmiah, banyak ahli merasa bahwa alat ini tidak akan banyak digunakan karena kurangnya data yang mendukung klaim tersebut. Beberapa ilmuwan menganggap bahwa AI saat ini tidak cukup berguna dalam proses ilmiah dan lebih banyak hype daripada kenyataan. Mereka juga khawatir bahwa AI dapat menghasilkan penelitian berkualitas rendah yang membanjiri literatur ilmiah. Para peneliti berpendapat bahwa meskipun AI bisa membantu dalam tugas-tugas yang membosankan, seperti merangkum literatur akademik, banyak ilmuwan menikmati proses membuat hipotesis sendiri. Mereka percaya bahwa AI tidak dapat menggantikan intuisi dan kreativitas manusia yang penting dalam penelitian. Selain itu, AI memiliki keterbatasan teknis dan risiko, seperti menghasilkan informasi yang salah, yang membuat ilmuwan ragu untuk mengandalkannya dalam pekerjaan serius.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa yang diumumkan Google bulan lalu terkait AI?
A
Google mengumumkan 'AI co-scientist' yang dirancang untuk membantu ilmuwan dalam membuat hipotesis dan rencana penelitian.
Q
Mengapa beberapa ilmuwan skeptis terhadap AI co-scientist Google?
A
Beberapa ilmuwan skeptis karena mereka merasa alat tersebut lebih banyak hype dan kurang didukung oleh data empiris.
Q
Apa yang dikatakan Sam Altman tentang potensi AI?
A
Sam Altman berpendapat bahwa AI superintelligent dapat mempercepat penemuan ilmiah dan inovasi.
Q
Apa kritik yang disampaikan oleh Favia Dubyk mengenai hasil AI?
A
Favia Dubyk mengkritik hasil AI karena kurangnya detail dan kejelasan yang membuatnya sulit dipercaya.
Q
Mengapa Ashique KhudaBukhsh khawatir tentang AI dalam penelitian ilmiah?
A
Ashique KhudaBukhsh khawatir bahwa AI dapat menghasilkan 'sains sampah' yang membanjiri literatur ilmiah.

Rangkuman Berita Serupa

Kepala ilmuwan Hugging Face khawatir AI menjadi 'pembantu yang selalu setuju di server'.TechCrunch
Teknologi
1 bulan lalu
36 dibaca
Kepala ilmuwan Hugging Face khawatir AI menjadi 'pembantu yang selalu setuju di server'.
Alat 'penelitian mendalam' OpenAI: apakah itu berguna bagi para ilmuwan?NatureMagazine
Teknologi
2 bulan lalu
110 dibaca
Alat 'penelitian mendalam' OpenAI: apakah itu berguna bagi para ilmuwan?
Bagaimana para peneliti menggunakan AI? Survei mengungkapkan pro dan kontra untuk ilmu pengetahuan.NatureMagazine
Teknologi
2 bulan lalu
87 dibaca
Bagaimana para peneliti menggunakan AI? Survei mengungkapkan pro dan kontra untuk ilmu pengetahuan.
Kenaikan Ilmuwan AI: Apakah AI Agensif Adalah Masa Depan R&DForbes
Teknologi
2 bulan lalu
54 dibaca
Kenaikan Ilmuwan AI: Apakah AI Agensif Adalah Masa Depan R&D
Pada tahun 2024, kecerdasan buatan berfokus pada penerapan alat AI dalam praktik.YahooFinance
Teknologi
3 bulan lalu
135 dibaca
Pada tahun 2024, kecerdasan buatan berfokus pada penerapan alat AI dalam praktik.
Sebuah perusahaan secara acak menugaskan ilmuwannya untuk menggunakan AI: inilah yang terjadi.NatureMagazine
Teknologi
4 bulan lalu
63 dibaca
Sebuah perusahaan secara acak menugaskan ilmuwannya untuk menggunakan AI: inilah yang terjadi.