Courtesy of CNBCIndonesia
Ikhtisar 15 Detik
- Penurunan impor barang konsumsi menunjukkan rendahnya daya beli masyarakat Indonesia.
- Kondisi deflasi bahan makanan mencerminkan minimnya permintaan di dalam negeri.
- PHK yang terus menerus terjadi berkontribusi pada penurunan pendapatan riil masyarakat.
Pada Februari 2025, volume impor barang konsumsi di Indonesia mengalami penurunan yang signifikan menjelang Ramadan dan Lebaran. Total impor hanya mencapai US$ 1,47 miliar, turun 10,61% dibanding Januari 2025 dan 21,05% dibanding Februari 2024. Ekonom Bhima Yudhistira menjelaskan bahwa penurunan ini menunjukkan daya beli masyarakat yang sangat rendah, sehingga permintaan barang di dalam negeri juga menurun. Hal ini menyebabkan harga barang, terutama makanan, turun karena tidak ada kebutuhan untuk impor.
Ekonom lainnya, Esther Sri Astuti, juga menyoroti bahwa penurunan impor ini mencerminkan masalah daya beli masyarakat yang disebabkan oleh penurunan pendapatan dan banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK) di berbagai sektor. Ia menyarankan pemerintah untuk segera mengambil langkah-langkah ekonomi yang lebih baik agar pertumbuhan ekonomi tidak terus menurun. Beberapa barang konsumsi yang mengalami penurunan impor signifikan antara lain buah-buahan, daging, dan serealia.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang terjadi dengan volume impor barang konsumsi pada Februari 2025?A
Volume impor barang konsumsi merosot tajam menjadi US$ 1,47 miliar, turun 10,61% dibanding Januari 2025.Q
Apa yang diungkapkan oleh Bhima Yudhistira mengenai daya beli masyarakat?A
Bhima Yudhistira menyatakan bahwa penurunan impor barang konsumsi menunjukkan bahwa daya beli masyarakat sangat rendah.Q
Mengapa penurunan impor barang konsumsi dianggap anomali?A
Penurunan impor barang konsumsi menjelang Lebaran dianggap anomali karena biasanya terjadi peningkatan impor pada periode tersebut.Q
Apa dampak dari PHK terhadap daya beli masyarakat menurut Esther Sri Astuti?A
Esther Sri Astuti menyatakan bahwa PHK besar-besaran melemahkan daya beli masyarakat, terutama dengan harga pangan yang naik.Q
Apa yang disarankan oleh Esther Sri Astuti kepada pemerintah?A
Esther Sri Astuti menyarankan pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan ekonomi ekspansif untuk mengatasi masalah daya beli.