Courtesy of CNBCIndonesia
Ikhtisar 15 Detik
- BMKG memperingatkan potensi cuaca ekstrem meskipun musim kemarau akan segera tiba.
- Hujan lebat masih mungkin terjadi dalam periode transisi menuju musim kemarau.
- Kondisi iklim tahun ini diprediksi normal tanpa pengaruh kuat dari fenomena El Niño atau La Niña.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan peringatan tentang potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah Indonesia dalam sepekan ke depan, meskipun beberapa daerah mulai memasuki musim kemarau secara bertahap. Dalam konferensi pers, BMKG menyebutkan bahwa hujan dengan intensitas sangat lebat masih mungkin terjadi di beberapa tempat seperti Jakarta, Jawa Barat, dan Nusa Tenggara pada tanggal 17 hingga 19 Maret 2025. Meskipun musim hujan akan segera berakhir, hujan ekstrem bisa terjadi secara insidental.
BMKG juga memprediksi bahwa musim kemarau akan dimulai secara bertahap dari Maret hingga April 2025 di beberapa wilayah, seperti Lampung, Jawa, dan Bali. Musim kemarau ini diperkirakan akan berlangsung normal tanpa pengaruh kuat dari fenomena iklim seperti El Nino atau La Nina, sehingga curah hujan di beberapa daerah mungkin lebih tinggi dari biasanya. Dengan demikian, meskipun musim kemarau tiba, masih ada kemungkinan hujan terjadi.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang diprediksi BMKG mengenai cuaca di Indonesia dalam sepekan ke depan?A
BMKG memprediksi potensi cuaca ekstrem dengan hujan lebat di beberapa wilayah Indonesia dalam sepekan ke depan.Q
Kapan musim kemarau diprediksi akan dimulai di Indonesia?A
Musim kemarau diprediksi akan dimulai secara bertahap mulai Maret hingga April 2025.Q
Apa yang dimaksud dengan IOD dan ENSO dalam konteks cuaca?A
IOD (Indian Ocean Dipole) dan ENSO (El Niño-Southern Oscillation) adalah indikator yang mempengaruhi pola cuaca dan iklim.Q
Wilayah mana saja yang diprediksi akan mengalami hujan lebat?A
Wilayah yang diprediksi akan mengalami hujan lebat antara lain Jakarta, Jawa Barat, dan Nusa Tenggara.Q
Siapa saja yang memberikan penjelasan dalam konferensi pers BMKG?A
Dwikorita Karnawati dan Guswanto memberikan penjelasan dalam konferensi pers BMKG.