Courtesy of YahooFinance
Ikhtisar 15 Detik
- Klarna sedang bersiap untuk IPO di AS setelah sebelumnya menunda rencana tersebut.
- Perusahaan ini mengalami lonjakan valuasi yang signifikan dalam waktu singkat, menarik perhatian investor.
- Volatilitas pasar dan ketidakpastian politik dapat mempengaruhi keputusan perusahaan untuk go public.
Perusahaan pembayaran asal Swedia, Klarna, telah mengumumkan rencana untuk melakukan penawaran umum perdana (IPO) di Amerika Serikat setelah sebelumnya mengajukan permohonan secara rahasia kepada regulator. Klarna dikenal karena model "beli sekarang, bayar nanti" (BNPL) yang telah mengubah cara orang berbelanja online. Nilai perusahaan ini melonjak dari Rp 90.45 triliun ($5,5 miliar) menjadi Rp 764.69 triliun ($46,5 miliar) dalam dua tahun berkat tiga putaran pendanaan antara pertengahan 2020 dan 2021.
CEO Klarna, Sebastian Siemiatkowski, awalnya mempertimbangkan untuk melakukan pencatatan langsung, yang tidak melibatkan penjualan saham baru. Namun, rencana tersebut dibatalkan dan perusahaan justru mengumpulkan dana dengan nilai yang jauh lebih rendah, yaitu Rp 110.18 triliun ($6,7 miliar) . Langkah terbaru ini diambil di tengah ketidakpastian pasar saham yang disebabkan oleh kekhawatiran resesi dan tarif yang diberlakukan oleh Presiden Donald Trump, yang dapat menghambat pemulihan pasar IPO.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang diumumkan oleh Klarna pada hari Jumat?A
Klarna mengumumkan dokumen untuk penawaran umum perdana (IPO) di AS.Q
Apa yang memicu perhatian investor terhadap Klarna?A
Perhatian investor terhadap Klarna dipicu oleh lonjakan valuasi dari $5,5 miliar menjadi $46,5 miliar dalam dua tahun.Q
Siapa CEO Klarna dan apa rencananya terkait IPO?A
CEO Klarna adalah Sebastian Siemiatkowski, yang sebelumnya mempertimbangkan pencatatan langsung untuk IPO.Q
Mengapa Klarna memilih untuk tidak melakukan pencatatan langsung?A
Klarna memilih untuk tidak melakukan pencatatan langsung karena akhirnya memutuskan untuk melakukan IPO tradisional.Q
Apa yang mempengaruhi volatilitas pasar saham saat ini?A
Volatilitas pasar saham saat ini dipengaruhi oleh ketakutan akan resesi dan ketidakpastian terkait tarif yang diterapkan oleh Donald Trump.