Courtesy of Reuters
Perusahaan pembuat chip asal Amerika, Wolfspeed, mengumumkan bahwa pendapatan kuartal mereka diperkirakan akan lebih rendah dari yang diharapkan. Mereka juga akan mencatat biaya restrukturisasi sebesar Rp 2.86 triliun ($174 juta) karena penutupan salah satu pabriknya. Permintaan untuk chip yang mereka produksi, yang terbuat dari silikon karbida, menurun akibat penjualan mobil listrik yang melambat. Hal ini menyebabkan saham perusahaan turun 15% setelah pengumuman tersebut.
Wolfspeed juga menghentikan rencana untuk membangun pabrik baru di Jerman karena adopsi mobil listrik yang lebih lambat di Eropa. Mereka memperkirakan pendapatan kuartal kedua antara Rp 2.63 triliun ($160 juta) hingga Rp 3.29 triliun ($200 juta) , yang lebih rendah dari perkiraan analis. Selain itu, perusahaan ini juga mengalami peningkatan biaya karena penutupan pabrik chip 150mm di Durham dan fokus pada pabrik 200mm di Mohawk Valley, New York. Meskipun menghadapi tantangan, Wolfspeed akan menerima dana hingga Rp 12.33 triliun ($750 juta) untuk mendukung ekspansi pabrik mereka di Carolina Utara dan Mohawk Valley.