Courtesy of Forbes
Perkembangan malware, khususnya yang menyerang pengguna Android, semakin canggih dan berbahaya. Salah satu contohnya adalah malware bernama FakeCall yang awalnya hanya menipu pengguna dengan layar panggilan palsu untuk mendapatkan informasi sensitif. Namun, versi terbaru dari FakeCall kini dapat mengintersepsi panggilan, merekam percakapan, dan memantau aktivitas perangkat. Malware ini mulai dengan menipu pengguna untuk mengunduh aplikasi yang terlihat sah, lalu meminta izin untuk menjadi aplikasi telepon default. Dengan cara ini, malware dapat mengalihkan panggilan ke nomor palsu yang dikuasai penyerang, sehingga pengguna percaya bahwa mereka sedang berbicara dengan perwakilan bank yang sebenarnya.
Contohnya, seorang pengguna bernama John mengunduh aplikasi yang ia kira adalah aplikasi resmi banknya. Setelah mengatur aplikasi tersebut sebagai dialer default, saat ia menghubungi layanan pelanggan, malware mengalihkan panggilannya ke penyerang yang berpura-pura menjadi perwakilan bank. John tanpa sadar memberikan informasi pribadi yang dibutuhkan penyerang untuk mengakses rekening banknya. Malware ini sangat berbahaya karena dapat merekam audio dan menangkap interaksi di layar tanpa terdeteksi, membuat penyerang dapat bertindak cepat sebelum korban menyadari adanya penipuan. Ini menunjukkan bahwa ancaman siber terus berkembang dan semakin sulit untuk dikenali.