Courtesy of Forbes
Google sedang berusaha untuk membuat Android lebih aman, terutama melalui Play Store. Mereka menghapus aplikasi berkualitas rendah dan berisiko tinggi serta memperkenalkan deteksi ancaman langsung di perangkat dengan pembaruan Android 15. Namun, pengguna masih berisiko terhadap serangan malware yang semakin canggih. Salah satu serangan terbaru melibatkan penipuan yang membuat pengguna menonaktifkan keamanan ponsel mereka, sehingga penjahat siber dapat mengunduh aplikasi berbahaya.
Serangan ini biasanya dimulai di aplikasi seperti WhatsApp atau TikTok, di mana korban merespons iklan palsu dan memberikan informasi kontak mereka. Penyerang kemudian menghubungi mereka untuk meminta "biaya keanggotaan" melalui situs phishing. Setelah transaksi gagal, mereka memberikan tautan untuk mengunduh aplikasi yang mengakibatkan penonaktifan Google Play Protect. Google dan Samsung sedang memperketat aturan, dan penting bagi pengguna untuk tidak menonaktifkan Play Protect, karena itu dapat membahayakan keamanan ponsel mereka.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang dilakukan Google untuk meningkatkan keamanan Android?A
Google berusaha meningkatkan keamanan Android dengan memperketat ekosistem Play Store dan memperkenalkan deteksi ancaman langsung.Q
Bagaimana serangan malware baru ini bekerja?A
Serangan malware baru ini bekerja dengan menipu pengguna untuk menonaktifkan keamanan ponsel mereka melalui iklan palsu di media sosial.Q
Apa peran WhatsApp dan TikTok dalam serangan ini?A
WhatsApp dan TikTok digunakan oleh penyerang untuk menghubungi korban dan meminta biaya keanggotaan melalui situs phishing.Q
Mengapa pengguna disarankan untuk tidak menonaktifkan Google Play Protect?A
Pengguna disarankan untuk tidak menonaktifkan Google Play Protect karena itu dapat membuka celah bagi unduhan berbahaya.Q
Apa yang harus dilakukan pengguna untuk melindungi diri dari serangan siber?A
Pengguna harus selalu menggunakan fitur keamanan dan tidak menonaktifkan perlindungan kecuali mereka yakin dengan aplikasi yang digunakan.