Courtesy of YahooFinance
Ikhtisar 15 Detik
- Kebijakan Donald Trump menciptakan ketidakpastian di pasar minyak global.
- OPEC+ dan situasi geopolitik, seperti perang di Ukraina, mempengaruhi pasokan dan harga minyak.
- Prediksi harga minyak sangat bervariasi, mencerminkan ketidakpastian di pasar.
Para pedagang minyak dunia berkumpul di London untuk membahas situasi pasar minyak yang tidak menentu akibat kebijakan Presiden Donald Trump. Sejak kembali ke Gedung Putih, Trump telah mengkritik aliansi OPEC+ dan berjanji untuk mengenakan tarif pada beberapa pemasok energi terbesar di Amerika. Hal ini membuat banyak pedagang merasa bingung dan tidak yakin dalam mengambil keputusan, terutama karena harga minyak Brent berfluktuasi antara Rp 1.15 juta ($70) dan Rp 1.40 juta ($85) per barel.
Salah satu topik utama yang dibahas adalah rencana Trump untuk mengakhiri perang di Ukraina, yang telah mengubah aliran perdagangan minyak, terutama dari Rusia. Beberapa pedagang berpendapat bahwa Amerika Serikat mungkin akan membeli minyak Rusia sebelum Eropa jika konflik tersebut berakhir. Meskipun ada ketidakpastian, beberapa produk minyak tertentu mengalami kenaikan harga, dan ada kekhawatiran bahwa ketegangan di Timur Tengah dapat menyebabkan harga minyak naik kembali.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang dibahas dalam artikel ini?A
Artikel ini membahas tentang ketidakpastian pasar minyak akibat kebijakan Donald Trump dan situasi geopolitik saat ini.Q
Siapa yang baru-baru ini kembali ke Gedung Putih?A
Donald Trump adalah orang yang baru-baru ini kembali ke Gedung Putih.Q
Apa dampak kebijakan Trump terhadap pasar minyak?A
Kebijakan Trump dapat menyebabkan penurunan harga minyak dan ketidakpastian di pasar energi.Q
Bagaimana OPEC+ terlibat dalam situasi ini?A
OPEC+ terlibat dalam pengaturan produksi minyak yang mempengaruhi harga dan pasokan global.Q
Apa prediksi JPMorgan tentang harga minyak?A
JPMorgan memperkirakan bahwa harga minyak bisa turun hingga $50 per barel.