Courtesy of YahooFinance
Ikhtisar 15 Detik
- Keuntungan Shein mengalami penurunan signifikan meskipun penjualannya meningkat.
- Perusahaan menghadapi tekanan untuk menurunkan valuasi sebelum IPO.
- Kebijakan perdagangan internasional dapat mempengaruhi keputusan bisnis besar seperti IPO.
Perusahaan ritel fast-fashion Shein mengalami penurunan laba hampir 40% tahun lalu, meskipun penjualannya meningkat 19% menjadi Rp 624.91 triliun ($38 miliar) . Laba bersih Shein turun menjadi Rp 16.45 triliun ($1 miliar) , meskipun mereka sebelumnya memperkirakan laba sebesar Rp 78.94 triliun ($4,8 miliar) untuk tahun yang sama. Shein, yang didirikan di China dan kini berbasis di Singapura, telah mengajukan dokumen untuk penawaran umum perdana (IPO) di London, tetapi ada tekanan untuk menurunkan valuasinya dari Rp 1.09 quadriliun ($66 miliar) menjadi sekitar Rp 493.35 triliun ($30 miliar) .
Shein dikenal sebagai salah satu startup paling berharga di dunia karena model bisnisnya yang menawarkan mode dengan biaya rendah dan volume tinggi. Meskipun ada rencana untuk IPO, laporan menunjukkan bahwa perusahaan mungkin menunda rencana tersebut hingga paruh kedua tahun ini akibat kebijakan baru yang diberlakukan oleh mantan Presiden AS, Donald Trump, terkait impor barang kecil dari China.