Courtesy of CoinDesk
Ikhtisar 15 Detik
- Penipuan di pasar cryptocurrency semakin meningkat dengan penggunaan teknologi canggih.
- Pentingnya kewaspadaan terhadap klaim likuidasi yang tampaknya valid namun bisa jadi palsu.
- Kebangkrutan FTX menciptakan peluang bagi penipu untuk mengeksploitasi situasi pasar.
Dua perusahaan yang tidak disebutkan namanya menjadi korban penipuan oleh seseorang yang diduga menggunakan teknologi untuk menyamar dan menjual klaim likuidasi FTX palsu senilai jutaan dolar. Penipu ini berhasil mencuri setidaknya Rp 92.09 miliar ($5,6 juta) dengan berpura-pura menjual klaim yang tampak valid, meskipun sebenarnya tidak ada hubungannya dengan dirinya. Penipu diduga menggunakan teknologi video untuk menyamarkan wajahnya dalam panggilan video dan juga memalsukan dokumen identitas. Penipuan ini terjadi menjelang proses distribusi aset FTX yang bangkrut, yang seharusnya dimulai minggu depan.
Menurut laporan dari Inca Digital, penipuan ini menunjukkan bahwa banyak orang mungkin menjadi korban tanpa mereka sadari. Penipu tidak hanya menggunakan video yang tampak asli, tetapi juga memberikan data klaim yang sebenarnya bisa diakses secara publik. Dengan meningkatnya aktivitas di pasar kripto, penipuan semacam ini bisa semakin marak, dan penting bagi orang-orang untuk waspada terhadap potensi penipuan di dunia digital.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang dilakukan oleh penipu dalam kasus ini?A
Penipu menjual klaim likuidasi FTX yang palsu dengan menggunakan teknologi video untuk menyamarkan identitas mereka.Q
Berapa jumlah uang yang diduga dicuri oleh penipu?A
Jumlah uang yang diduga dicuri oleh penipu adalah setidaknya $5,6 juta.Q
Siapa yang melakukan penyelidikan terhadap penipuan ini?A
Penyelidikan terhadap penipuan ini dilakukan oleh Inca Digital.Q
Apa yang digunakan penipu untuk menyamarkan identitas mereka?A
Penipu menggunakan teknologi video face-swapping dan identifikasi palsu untuk menyamarkan identitas mereka.Q
Mengapa pasar sekunder untuk klaim FTX muncul?A
Pasar sekunder untuk klaim FTX muncul karena kebangkrutan FTX yang meninggalkan banyak aset untuk didistribusikan kepada kreditor.