Courtesy of Forbes
Minggu lalu, otoritas obat di Inggris menyetujui penggunaan obat Alzheimer bernama Kisunla (donanemab) untuk pasien tertentu, setelah sebelumnya disetujui oleh FDA di Amerika Serikat pada bulan Juli. Namun, di Inggris, obat ini menghadapi tantangan besar dalam hal biaya karena lembaga penilai biaya, National Institute for Health and Care Excellence (NICE), menyatakan bahwa Kisunla tidak dapat dianggap sebagai nilai yang baik untuk uang pajak. NICE menilai bahwa biaya obat ini jauh lebih tinggi dibandingkan manfaat yang diberikan, sehingga biasanya produk dengan biaya tinggi seperti ini tidak akan mendapatkan penggantian biaya dari NHS.
Kisunla bekerja dengan menghilangkan protein lengket yang disebut beta amyloid dari otak, yang diduga menjadi penyebab penyakit Alzheimer. Dalam uji coba, Kisunla terbukti efektif dalam memperlambat penurunan kognitif pada pasien Alzheimer awal. Namun, ada kekhawatiran mengenai keamanan dan efektivitas jangka panjang obat ini, termasuk risiko efek samping serius. Di Amerika Serikat, meskipun ada persetujuan untuk penggunaan Kisunla, dokter masih terbagi pendapatnya mengenai seberapa besar manfaat yang diberikan obat ini kepada pasien. Dengan berbagai tantangan yang ada, penggunaan obat yang menargetkan plak amyloid untuk pasien Alzheimer di tahap awal kemungkinan akan tetap sulit.