Courtesy of Forbes
Ketika mantan Presiden Donald Trump membagikan gambar yang dihasilkan oleh AI dari Taylor Swift mengenakan kostum Uncle Sam untuk mendukung kampanyenya, hal ini menyoroti kekhawatiran yang semakin meningkat tentang peran kecerdasan buatan (AI) dalam menyebarkan informasi yang salah di pemilihan presiden 2024. Gambar tersebut ternyata palsu dan Swift tidak pernah mendukung Trump, malah ia menyatakan dukungannya kepada Wakil Presiden Kamala Harris. Meskipun ada penelitian yang menunjukkan bahwa intervensi terkait AI belum secara signifikan mempengaruhi hasil pemilihan di beberapa negara, penggunaan AI dalam kampanye politik semakin meningkat, dengan strategi yang lebih personal dan cepat dalam menyampaikan pesan kepada pemilih.
Namun, kemajuan ini juga menimbulkan masalah serius, seperti privasi dan potensi untuk menciptakan ruang gema yang dapat memperkuat bias politik. Meskipun ada kekhawatiran bahwa AI dapat merusak demokrasi, dampaknya mungkin tidak seburuk yang diperkirakan. Penelitian menunjukkan bahwa meskipun ada upaya untuk mempengaruhi pemilihan dengan AI, hasilnya belum mengubah performa kandidat secara signifikan. Oleh karena itu, penting untuk tetap menjaga proses demokrasi yang tradisional, seperti pendidikan pemilih dan pemeriksaan fakta, untuk melawan informasi yang salah dan menjaga kepercayaan publik.