Courtesy of Forbes
Pemilihan presiden di Amerika Serikat kali ini sangat penting karena akan menentukan arah perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI). Calon presiden Kamala Harris dan Donald Trump memiliki pandangan yang sangat berbeda tentang bagaimana negara harus menangani revolusi AI. Harris mendukung inovasi yang bertanggung jawab dengan penekanan pada etika, kerjasama internasional, dan perlindungan privasi, sementara Trump ingin mengurangi regulasi untuk mempercepat pengembangan AI, meskipun ini bisa berisiko jika tidak ada pengawasan yang cukup.
Kedua kandidat sepakat untuk membatasi akses China terhadap teknologi AI Amerika, menunjukkan perhatian terhadap keamanan nasional. Hasil pemilihan ini akan sangat mempengaruhi industri teknologi, dengan banyak perusahaan berencana meningkatkan investasi AI mereka. Jika Harris menang, kemungkinan akan ada lebih banyak kerjasama internasional dan perlindungan etika, sedangkan kemenangan Trump bisa mempercepat pengembangan AI tetapi juga menimbulkan kekhawatiran tentang dampak sosial yang tidak diinginkan. Pilihan ini akan berdampak besar tidak hanya di Amerika, tetapi juga di seluruh dunia.