Courtesy of NatureMagazine
Kelelawar, sebagai satu-satunya mamalia yang bisa terbang, memiliki kemampuan unik yang membuat mereka tahan terhadap banyak virus. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa saat nenek moyang kelelawar berevolusi untuk bisa terbang, mereka juga mengembangkan sistem kekebalan yang kuat untuk melawan infeksi virus. Kelelawar diketahui menjadi penyimpan banyak virus berbahaya, seperti rabies dan Ebola, tetapi mereka jarang jatuh sakit akibat virus tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa kelelawar memiliki cara khusus untuk mengontrol respons kekebalan tubuh mereka tanpa mengalami reaksi berlebihan yang sering terjadi pada manusia yang terinfeksi COVID-19.
Para peneliti menganalisis genom dari 20 spesies kelelawar dan menemukan bahwa kelelawar memiliki jumlah gen kekebalan yang lebih tinggi dibandingkan dengan mamalia lainnya. Beberapa perubahan genetik ini menunjukkan bahwa kelelawar telah beradaptasi secara alami untuk meningkatkan sistem kekebalan mereka. Penemuan ini memberikan wawasan tentang bagaimana kelelawar dapat bertahan dari virus yang mematikan dan membuka kemungkinan untuk memahami lebih lanjut tentang sistem kekebalan tubuh yang dapat membantu manusia melawan infeksi.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang ditemukan dalam penelitian tentang kelelawar dan imunitas mereka?A
Penelitian menemukan bahwa kelelawar memiliki adaptasi imun yang memungkinkan mereka mengendalikan infeksi virus tanpa mengalami reaksi imun yang berbahaya.Q
Mengapa kelelawar jarang mengalami penyakit akibat virus?A
Kelelawar jarang mengalami penyakit akibat virus karena mereka memiliki gen imun yang tinggi dan mampu mengontrol respons imun mereka.Q
Siapa yang memimpin penelitian tentang genom kelelawar?A
Penelitian tentang genom kelelawar dipimpin oleh Aaron Irving dan Michael Hiller.Q
Apa hubungan antara kelelawar dan virus SARS-CoV-2?A
Kelelawar dianggap sebagai reservoir untuk virus SARS-CoV-2 karena mereka memiliki hubungan evolusi dengan virus tersebut.Q
Di mana penelitian ini dipublikasikan?A
Penelitian ini dipublikasikan di jurnal ilmiah Nature.