Courtesy of YahooFinance
Google, perusahaan induk Alphabet, sedang berusaha untuk membentuk pandangan publik dan kebijakan mengenai kecerdasan buatan (AI) di tengah banyaknya regulasi yang akan datang. Mereka ingin meningkatkan pemahaman masyarakat dan organisasi, termasuk pemerintah, tentang AI melalui program pendidikan. Kent Walker, presiden urusan global Alphabet, mengatakan bahwa semakin banyak orang yang terlatih dalam menggunakan alat AI, semakin baik kebijakan yang dapat dibuat dan membuka peluang baru. Google juga menghadapi tantangan dari pemerintah yang ingin mengatur penggunaan AI, terutama terkait masalah hak cipta dan privasi.
Sebagai bagian dari upaya ini, Google telah menginvestasikan Rp 1.97 triliun ($120 juta) untuk program pendidikan AI dan memperluas inisiatif "Grow with Google" yang membantu pekerja memperoleh keterampilan baru. Mereka juga bekerja sama dengan perguruan tinggi komunitas untuk melatih pekerja dalam bidang yang berkaitan dengan teknologi. Meskipun ada kekhawatiran tentang kehilangan pekerjaan akibat AI, Walker percaya bahwa AI akan lebih banyak diintegrasikan ke dalam pekerjaan yang ada, dan hanya sebagian kecil pekerjaan yang mungkin hilang sepenuhnya.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang dilakukan Google untuk menghadapi regulasi kecerdasan buatan?A
Google membangun program pendidikan untuk melatih tenaga kerja mengenai kecerdasan buatan dan berusaha membentuk kebijakan publik terkait AI.Q
Siapa yang memimpin upaya pendidikan kecerdasan buatan di Google?A
Kent Walker, presiden urusan global di Alphabet, memimpin upaya pendidikan kecerdasan buatan di Google.Q
Apa tujuan dari EU AI Act?A
EU AI Act bertujuan untuk menilai risiko dan meminta pengungkapan dari sistem AI yang digunakan secara umum.Q
Bagaimana Google berencana untuk membantu pekerja yang mungkin terdampak oleh AI?A
Google berencana untuk meningkatkan kemitraan publik-swasta dan menyediakan pelatihan untuk pekerja yang mungkin terdampak oleh AI.Q
Apa yang dikatakan David Autor tentang pelatihan ulang untuk pekerja?A
David Autor menyatakan bahwa pelatihan ulang untuk pekerja tidak selalu efektif dan bahwa pendekatan baru diperlukan untuk meningkatkan keterampilan mereka.