Courtesy of YahooFinance
Harga minyak tetap stabil di sekitar Rp 1.32 juta ($80) per barel, meskipun ada dampak dari sanksi AS terhadap Rusia. Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan surplus minyak global tahun ini lebih kecil dari yang diperkirakan sebelumnya, dengan konsumsi minyak global sedikit meningkat. Selain itu, laporan dari American Petroleum Institute menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah AS turun sebesar 2,6 juta barel dalam seminggu terakhir.
Sanksi terbaru dari AS membuat pembeli minyak Rusia beralih ke pemasok OPEC+ lainnya, sementara perusahaan minyak di China membeli lebih banyak minyak dari Timur Tengah untuk mengantisipasi gangguan pasokan. Meskipun ada kekhawatiran tentang pasokan yang berlebih di tahun 2025, harga minyak telah meningkat karena permintaan pemanasan yang lebih tinggi akibat cuaca dingin. Namun, pasar kini mulai stabil setelah kepanikan awal akibat sanksi mereda.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa dampak sanksi AS terhadap aliran minyak Rusia?A
Sanksi AS menyebabkan pembeli minyak Rusia beralih ke pemasok OPEC+ lainnya, seperti India yang melarang tanker yang disanksi.Q
Bagaimana proyeksi konsumsi minyak global menurut IEA?A
IEA memperkirakan surplus minyak global lebih kecil dari yang diperkirakan sebelumnya, dengan peningkatan konsumsi yang sedikit.Q
Apa yang terjadi dengan stok minyak di AS baru-baru ini?A
Stok minyak di AS dilaporkan turun sebesar 2,6 juta barel, menandakan penurunan yang berkelanjutan.Q
Apa yang diperkirakan akan terjadi pada harga minyak di tahun 2025?A
Harga minyak diperkirakan akan menghadapi kesulitan di tahun 2025 karena pasokan yang diperkirakan akan melebihi permintaan.Q
Siapa yang menganalisis dampak pasar setelah pengumuman sanksi baru?A
Arne Lohmann Rasmussen, analis utama di A/S Global Risk Management, menganalisis dampak pasar setelah sanksi baru.