Courtesy of AsianScientist
Peneliti di Singapura telah menemukan tanda-tanda demensia dalam cara berbicara alami orang tua di sana. Studi ini melibatkan 148 orang berusia 60-an dan 70-an, di mana setengah dari mereka sehat secara kognitif dan setengahnya mengalami gangguan kognitif ringan (MCI). Penelitian menunjukkan bahwa orang dengan MCI yang berhubungan dengan kehilangan ingatan cenderung berbicara lebih sedikit dan menggunakan kata benda yang lebih abstrak, mirip dengan pola bicara pasien Alzheimer. Penelitian ini menggunakan rekaman percakapan selama 20 menit tentang berbagai topik, yang kemudian dianalisis untuk menemukan pola bahasa yang dapat membantu dalam diagnosis dini demensia.
Hasil penelitian ini dianggap sebagai terobosan penting karena dapat menjadi alat yang andal dan tidak invasif untuk mendeteksi penurunan kognitif awal. Para peneliti berharap bahwa dengan mengembangkan alat diagnostik baru dan strategi intervensi, mereka dapat meningkatkan kualitas hidup orang dewasa yang lebih tua dan mengurangi beban pada sistem kesehatan. Dengan populasi yang semakin menua di Singapura, penelitian ini bertujuan untuk memastikan bahwa orang tua dapat menikmati hidup yang lebih sehat dan lebih lama.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang ditemukan oleh peneliti di Singapura terkait demensia?A
Peneliti di Singapura menemukan tanda-tanda demensia dalam ucapan alami senior Singapura.Q
Apa perbedaan antara MCI amnestic dan non-amnestic?A
MCI amnestic berfokus pada kehilangan memori, sedangkan non-amnestic berhubungan dengan keterampilan berpikir lainnya.Q
Mengapa penelitian ini penting bagi populasi lanjut usia di Singapura?A
Penelitian ini penting karena populasi lanjut usia di Singapura terus meningkat dan memerlukan strategi diagnosis yang inovatif.Q
Apa metode yang digunakan dalam penelitian ini untuk menganalisis bahasa?A
Metode yang digunakan adalah analisis data ucapan alami dari partisipan yang direkam dan ditranskripsi.Q
Siapa yang terlibat dalam penelitian ini dan apa peran mereka?A
Penelitian ini melibatkan Bao Zhiming sebagai peneliti utama dan Luwen Cao sebagai anggota tim dari NUS.