Courtesy of YahooFinance
Tata Consultancy Services (TCS), perusahaan teknologi besar dari India, melaporkan pendapatan yang tidak sesuai dengan harapan analis, menunjukkan bahwa klien internasional masih berhati-hati dalam berinvestasi pada proyek teknologi informasi. Meskipun pendapatan bersih TCS meningkat 12% menjadi 123,8 miliar rupee, angka ini masih di bawah ekspektasi rata-rata analis. TCS merupakan pemimpin di sektor layanan perangkat lunak India yang bernilai 250 miliar dolar, membantu klien global seperti Apple dan Bank of America dengan berbagai layanan termasuk komputasi awan dan kecerdasan buatan.
CEO TCS, K. Krithivasan, optimis bahwa tahun ini akan lebih baik karena klien mulai lebih percaya diri dalam pengeluaran IT. Meskipun ada tantangan seperti perubahan kebijakan visa H-1B di AS dan kondisi ekonomi global yang tidak menentu, TCS tidak mengharapkan gangguan besar pada bisnisnya. Perusahaan ini juga diuntungkan oleh model pengiriman biaya rendah dan kekurangan tenaga kerja terampil di negara maju, yang membuatnya tetap kompetitif di pasar global.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang dilaporkan oleh Tata Consultancy Services mengenai pendapatannya?A
Tata Consultancy Services melaporkan bahwa pendapatannya meningkat 12% menjadi 123,8 miliar rupee, meskipun tidak memenuhi ekspektasi analis.Q
Siapa CEO Tata Consultancy Services dan apa pandangannya tentang masa depan perusahaan?A
CEO Tata Consultancy Services adalah K. Krithivasan, yang optimis bahwa tahun ini akan lebih baik karena klien lebih percaya diri dalam pengeluaran TI.Q
Mengapa kebijakan H-1B menjadi perhatian bagi perusahaan IT India?A
Kebijakan H-1B menjadi perhatian karena dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan IT India untuk mengirimkan insinyur ke pasar AS.Q
Apa dampak dari suku bunga tinggi terhadap industri layanan TI?A
Suku bunga tinggi dapat menyebabkan stagnasi dalam industri layanan TI karena klien menjadi lebih berhati-hati dalam berinvestasi.Q
Siapa saja klien utama Tata Consultancy Services?A
Klien utama Tata Consultancy Services termasuk Apple Inc. dan Bank of America Corp.