Courtesy of YahooFinance
Bank sentral China, People's Bank of China (PBOC), telah menyuntikkan likuiditas besar-besaran ke pasar pada akhir tahun 2024 tanpa menggunakan stimulus yang mencolok. Mereka melakukan ini untuk menjaga kebijakan sebelum Presiden AS terpilih, Donald Trump, kembali menjabat. PBOC menginjeksi 1,7 triliun yuan (sekitar Rp 3.83 quadriliun ($233 miliar) ) ke bank melalui pembelian obligasi pemerintah dan reverse repo, yang membantu menambah likuiditas meskipun ada penarikan besar-besaran sebelumnya. Para analis memperkirakan bahwa PBOC mungkin akan mengurangi rasio cadangan bank (RRR) untuk membantu mengatasi risiko tarif baru dari AS.
Ekonomi China menunjukkan tanda-tanda pemulihan setelah pemerintah meluncurkan paket stimulus, tetapi tantangan tetap ada karena kemungkinan perang dagang kedua dengan AS. PBOC berencana untuk menerapkan kebijakan moneter yang lebih longgar pada tahun 2025 dan berusaha untuk memastikan bank memiliki cukup uang untuk dipinjamkan. Namun, mereka juga harus berhati-hati agar tidak memicu penurunan nilai yuan dan menghindari lonjakan di pasar obligasi pemerintah. Para ahli memperkirakan bahwa tindakan besar akan diperlukan untuk merangsang permintaan secara efektif di tahun 2025.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang dilakukan Bank Sentral China pada akhir 2024?A
Bank Sentral China menyuntikkan likuiditas besar-besaran ke pasar.Q
Mengapa Bank Sentral China tidak menggunakan stimulus yang mencolok?A
Mereka ingin menjaga ruang kebijakan sebelum Donald Trump kembali menjabat.Q
Apa dampak dari pemotongan rasio cadangan wajib (RRR)?A
Pemotongan RRR dapat membantu mengurangi dampak negatif dari tarif baru AS.Q
Siapa yang diharapkan untuk kembali menjabat sebagai presiden AS?A
Donald Trump diharapkan kembali menjabat sebagai presiden AS.Q
Apa yang diharapkan dari kebijakan moneter China di tahun 2025?A
Kebijakan moneter China diharapkan menjadi lebih longgar untuk mendukung ekonomi.