Courtesy of InterestingEngineering
Bioengineers telah mengusulkan metode baru yang disebut "elektro-agriculture" untuk produksi makanan yang dapat mengubah cara pertanian dilakukan. Metode ini menggunakan panel surya untuk mengubah karbon dioksida (CO2) dan air menjadi molekul organik yang dapat digunakan oleh tanaman sebagai makanan, menggantikan proses fotosintesis tradisional yang hanya efisien sekitar 1%. Dengan elektro-agriculture, efisiensi energi dapat meningkat hingga 4% dan dapat mengurangi kebutuhan lahan pertanian hingga 94%. Ini sangat penting karena perubahan iklim dan permintaan makanan yang terus meningkat.
Dalam elektro-agriculture, tanaman akan direkayasa genetik agar dapat menggunakan asetat, molekul yang dihasilkan dari reaksi CO2, sebagai sumber energi utama. Penelitian saat ini difokuskan pada tanaman seperti tomat dan selada, tetapi mereka juga berencana untuk mengembangkan tanaman pokok seperti singkong dan umbi-umbian. Selain itu, teknologi ini juga dapat diterapkan pada organisme lain seperti jamur dan alga yang sudah dapat menggunakan asetat. Dengan cara ini, produksi makanan bisa dilakukan di lingkungan terkendali, mengurangi dampak lingkungan dan ketergantungan pada cuaca.